Friday, December 4, 2009

Listen to the Al-Qur'an Online / Dengar Al-Quran di atas talian

Listen to the Al-Qur'an Online / Dengar Al-Quran di atas talian

http://www.listen2quran.com/default.aspx
Requirement: Flash player

http://www.listentoquran.net/
Requirement: Flash player

http://www.quranexplorer.com/Quran/Default.aspx
Requirement: Flash player

http://www.hamariweb.com/online-audio-Quran.aspx
Requirement: Flash player

http://www.listenarabic.com/Al-Fatihah+quran1.html
Requirement: Flash player

http://www.islamicity.com/mosque/quran/
Requirement: Flash player
To listen Al-Quran online, choose any reciter at Audio Recitations & Translations section.

Untuk mendengar Al-Quran di atas talian, pilih qari pilihan anda pada bahagian Audio Recitations & Translations

http://islam.about.com/b/2004/10/16/listen-to-the-quran-online-2.htm

If you do not have administrative right to install flash player, you can download Firefox portable where it don't require admin right.

Sekiranya anda tidak mempunyai admin right (Sistem Operasi Microsoft Windows), anda boleh la memuat turun firefox portable di mana ia tidak memerlukan admin right.

http://portableapps.com/apps/internet/firefox_portable

Friday, October 2, 2009

Amalan yang tak terputus

Muhadharah (ceramah) yang disampaikan oleh Syaikh Shalih Al Fauzan tentang syarah hadits “Apabila anak Adam meninggal dunia maka akan terputus segala amalannya kecuali tiga perkara…”.


Segala puji hanya milik Allah Yang mempunyai segala apa yang ada di langit maupun di bumi. Bagi-Nya segala pujian di dunia maupun di akherat dan Dialah Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui. Sesungguhnya manusia diciptakan di alam kehidupan ini bertujuan untuk beramal, kemudian nanti akan dibangkitkan di hari kiamat untuk dibalas berdasarkan apa yang telah mereka amalkan. Maka manusia tidak diciptakan sia-sia, juga tidak ditelantarkan begitu saja. Orang yang beruntung adalah orang yang telah memberikan kebaikan untuk dirinya yang akan dia dapatkan simpanannya di sisi Allah. Dan orang yang celaka adalah orang yang yang memberikan kejelekan untuk dirinya yang akan mengakibatkan kesengsaraan.
Lihatlah kepada amal-amalmu, dan mawas dirilah sebelum datang ajalmu, karena kematian menandakan terputusnya amalan dan merupakan permulaan menuai balasan. Kematian begitu dekat namun kalian tak mengetahui kapan datangnya. Dan perhitungan amal sangat teliti namun kalian tak mengetahui kapan saatnya. Rambut beruban telah memberikan tanda peringatan akan kematian, maka bersiaplah menghadapinya. Kematian teman karib seseorang menandakan dekatnya kematian dirinya.
Ingatlah kematian, beramallah untuk menghadapi masa sesudahnya yang pasti kalian akan datang menemuinya dan menetap di sana. Jangan sampai dilalaikan dengan sesuatu yang kalian datangi tapi akan segara kalian tinggalkan. Jangan tertipu dengan impian-impian panjang lalu menjadi lupa dengan kedatangan ajal. Berapa banyak orang yang mendambakan sesuatu lalu tidak bisa dia dapatkan. Berapa banyak orang yang hidup dalam waktu paginya suatu hari, lalu tak menemui waktu sorenya; atau mengalami sorenya suatu malam namun tak menemui paginya. Berapa banyak orang ketika datang ajalnya berangan untuk ditunda beberapa saat lagi agar dia bisa memperbaiki kesalahannya serta melakukan apa yang telah dia lupakan. Maka dikatakan padanya : “Mustahil, apa yang kau harapkan telah berlalu, kami telah memperingatkanmu sebelumnya dan kami telah ancam kamu bahwa tidak ada waktu lagi untuk kembali”. Allah berfirman (yang artinya) :

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata : “Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh? Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

(QS Al Munafiqun : 9-11)

Sebenarnya seseorang itu terhenti amalnya tatkala datang kematiannya. Tetapi ada beberapa amalan yang dilakukan pada saat hidupnya dan manfaatnya terus-menerus dipakai, maka pahalanya akan terus mengalir kepada pelakunya meskipun temponya berlangsung lama. Dan itu berbentuk segala usaha kebaikan yang bisa bermanfaat bagi manusia ataupun binatang ternak; seperti wakaf-wakaf untuk kebaikan, pohon-pohon berguna yang berbuah, sumber-sumber air minum, membangun masjid-masjid dan madrasah, anak keturunan yang shalih, mengajarkan ilmu bermanfaat dan mengarang kitab-kitab yang berfaedah.
Di dalam As Shahih diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

“Apabila seorang anak Adam meninggal, maka akan terputus amalannya kecuali tiga perkara : shadaqoh jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakan kepadanya”.

Hadits ini menunjukkan terputusnya amalan seseorang itu dengan kematiannya, dan waktu untuk beramal adalah selama dia masih berada dalam kehidupannya.
Maka wajib bagi seorang muslim untuk berhati-hati dari sikap lalai dan membuang-buang waktu, dan hendaklah bersegera melakukan ketaatan sebelum datang kematian, tidak mengakhirkannya sampai waktu yang mungkin tidak bisa dia gapai. Dalil-dalil yang menunjukkan perintah untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, bersegera dalam melakukan ketaatan dan bercepat-cepat untuk melakukan amalan banyak, menandakan bahwa kalau tidak segera dikerjakan hal itu akan luput dari tangan kita.

Hadits tadi menunjukkan dikecualikannya amalan kebaikan yang terus bisa dimanfaatkan setelah meninggalnya orang yang melakukannya, tidak terputus dengan kematian dia. Bahkan pahalanya akan terus mengalir selama bermanfaat meskipun bisa bertahan sampai lama.

Perkara-perkara itu adalah :
Pertama : shadaqah jariyah.
Para ulama telah menafsirinya dengan wakaf untuk kebaikan. Seperti mewakafkan tanah, masjid, madrasah, rumah hunian, kebun kurma, mushaf, kitab yang berguna, sumber-sumber air minum berupa sumur, bak, kran-kran minum dengan pendingin, dan lain sebagainya. Disini merupakan dalil disyariatkannya mewakafkan barang yang bermanfaat dan perintah untuk melakukannya, bahkan itu termasuk amalan yang paling mulia yang bisa dilakukan seseorang untuk kemuliaan dirinya di akhirat. Yang pertama ini bisa dilakukan oleh para ulama maupun orang awam.

Kedua : ilmu yang bermanfaat.
Hal ini bisa dilakukan dengan cara seseorang mengajarkan ilmu kepada manusia perkara-perkara agama mereka. Ini khusus bagi para ulama yang menyebarkan ilmu dengan cara mengajar, mengarang dan menuliskannya. Orang yang awam juga bisa melakukannya dengan cara ikut serta di dalamnya berupa mencetak kitab-kitab yang bermanfaat atau membelinya lalu menyebarkannya atau mewakafkannya. Juga membeli mushaf lalu membagikannya kepada orang-orang yang membutuhkan atau meletakkannya di masjid-masjid. Hal ini menganjurkan kita untuk mempelajari ilmu dan mengajarkannya, menyiarkannya dan menyebarluaskan kitab-kitabnya agar bisa mengambil manfaat sebelum dan sesudah kematian dia.

Manfaat ilmu akan tetap ada selama di permukaan bumi ini masih ada seorang muslim yang sampai kepadanya ilmu tersebut. Berapa banyak ulama yang meninggal semenjak ratusan tahun yang lalu tetapi ilmunya masih ada dan dimanfaatkan melalui kitab-kitab yang telah dikarangnya lalu dipakai dari generasi ke generasi sesudahnya dengan perantara para muridnya kemudian para pencari ilmu setelah mereka. Dan setiap kali kaum muslimin menyebutkan nama dia, mereka selalu mendoakan kebaikan dan mendoakan agar Allah merahmati dia. Ini adalah fadhilah dari Allah yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki. Berapa banyak generasi yang diselamatkan Allah dari kesesatan dengan jasa seorang alim, maka alim itu mendapatkan seperti pahala orang yang mengikutinya sampai hari kiamat.

Ketiga : anak shalih
Anak shalih baik laki-laki maupun perempuan, anak kandung maupun cucu, akan terus mengalir kemanfaatan mereka untuk para orang tua berkat doa baik yang diterima Allah untuk ibu bapak mereka. Juga shadaqah yang dilakukan anak-anak shalih untuk orang tua, juga hajinya, bahkan doa yang diucapkan orang yang pernah mendapatkan kebaikan dari anak-anak tersebut. Seringkali orang yang mendapatkan kebaikan dari seseorang dia mengatakan : “Semoga Allah merahmati orang tuamu dan mengampuni mereka”.

Disini juga menunjukkan anjuran untuk menikah, dengan tujuan untuk mendapatkan anak yang shalih, dan melarang dari membenci banyaknya anak. Sebagian manusia kadang terpengaruh dengan propaganda-propaganda sesat sampai dia membenci banyaknya anak dan berusaha untuk membatasi kelahiran atau bahkan mengajak orang lain melakukan hal yang sama. Ini dikarenakan kebodohan mereka terhadap ilmu agama dan ketidaktahuan mereka tentang hasil yang akan didapatkan nanti, serta disebabkan karena lemahnya iman.

Dalam hadits tadi juga terdapat anjuran untuk mendidik anak agar menjadi shalih dan menumbuhkan mereka dalam ajaran Islam dan dalam keshalihan agar mereka menjadi generasi yang shalih buat orang tua mereka yang nantinya mendoakan kebaikan kepada mereka setelah meninggal. Dan terus menerus kebaikan pahala akan mengalir meskipun telah terputus amalan orang tua.

Pada zaman ini banyak sekali orang yang melalaikan permasalahan tersebut. Tidak memperhatikan kepada pendidikan anak-anaknya, justru mendidik anaknya agar rusak, dan tidak berusaha untuk memperbaikinya. Melihat anak-anaknya melakukan larangan dan meninggalkan kewajiban serta meninggalkan shalat, dia tidak memerintahkan mereka atau melarang. Atau melihat anak-anaknya bermain di jalanan, bergaul dengan teman-teman jelek, bahkan kadang pergi ke tempat-tempat yang disitu ada kerusakan, sama sekali tak menjadi pikirannya. Padahal kalau anaknya merusakkan salah satu benda yang dimilikinya, dia pasti akan menjadi lelaki tegas dan pahlawan pembela, membela harta dunianya namun sama sekali tak membela agamanya. Perhatiannya hanya untuk perbaikan harta dan tidak ada perhatian untuk kebaikan anak-anak dalam hidupnya, bagaimana setelah mati?

Maka bertaqwalah kalian wahai para bapak dalam perkara yang berkenaan dengan anak-anakmu agar mereka menjadi simpanan untukmu dan jangan sampai mereka menjadikan kalian rugi. Ketahuilah bahwa keshalihan anak tak akan terwujud begitu saja tanpa mengupayakan sebab, tanpa kesabaran dan kesusahan.

Hadits diatas juga menunjukkan bahwa anak disyariatkan mendoakan orang tuanya bersamaan dengan doa untuk dirinya di dalam maupun di luar sholat. Dan ini termasuk perbuatan berbakti yang akan terus ada setelah meninggalnya para orang tua.
Perkara-perkara yang tersebut di dalam hadits tadi adalah inti dari firman Allah Subhanahu wa ta’ala :

“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan”.
(QS Yaasiin : 12)

Apa yang telah mereka kerjakan disini maksudnya adalah apa yang mereka lakukan secara langsung dalam hidupnya berupa amal-amal yang baik maupun yang buruk. Sedang bekas-bekas yang mereka tinggalkan maksudnya hasil dari amalannya yang terus terwujud setelah kematiannya yang baik maupun yang buruk.
Bekas-bekas amalan yang sampai kepada seorang hamba setelah meninggalnya ada tiga perkara :
Pertama : amal shalih yang dilakukan orang lain sebagai hasil upaya si mayit, berupa dakwah dan pengarahannya kepada orang itu sebelum meninggal.
Kedua : beberapa perkara yang digunakan orang lain berupa usaha-usaha kebaikan yang bermanfaat yang telah didirikan si mayit sebelum dia meninggal. Atau wakaf yang diwakafkannya pada saat masih hidup yang kemudian diambil hasilnya setelah dia meningga dunia.
Ketiga : amalan-amalan yang dilakukan orang yang masih hidup kemudian pahalanya dihadiahkan kepada si mayit berupa doa, shadaqoh dan amalan kebajikan yang lain.
Ibnu Majah meriwayatkan :

“Sesungguhnya amal kebaikan yang akan sampai kepada mayit setelah meninggalnya adalah : ilmu yang dia sebarkan, anak shalih yang dia tinggalkan, mushaf yang dia wariskan, masjid yang dia dirikan, rumah yang dipakai para musafir yang telah dia bangun, sungai yang dia alirkan, atau shadaqoh yang dia keluarkan dari hartanya pada saat dia masih hidup dan sehat, semua akan sampai kepadanya setelah dia meninggal”.

Maka berusahalah -semoga Allah merahmatimu-, untuk mengerahkan semua sebab dan melakukan amalan yang bermanfaat yang akan terus ada manfaatnya dan mengalir pahalanya setelah wafatmu, Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :

“Harta dan anak-anak shaleh adalah perhiasan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi shaleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan”.
(QS Al Kahfi : 46)

Semoga Allah memberikan shalawat dan salam kepada Muhammad, keluarga dan shahabatnya.

Sumber URL: http://www.salafyoun.com/showthread.php?t=756

Sumber:
http://ashthy.wordpress.com/2007/06/22/amalan-yang-tak-terputus/comment-page-1/#comment-1675

Apakah dengan kematian, terputus segala amalan?

Prof Madya Dr Musa Fathullah Harun

Imam Muslim, Tirmizi, Nasai, Abu Dawud, Ahmad dan Al-Darimi telah meriwayatkan daripada Abi Hurairah r.a. bahawa Nabi s.a.w. bersabda:

“Apabila manusia mati, terputuslah daripadanya segala amalannya, kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau anak yang soleh yang berdo’a untuknya”.

Imam Ahmad, Muslim, Tirmizi, Nasai, Abu Daud dan Ibnu Majah meriwayatkan daripada Jarir r.a. bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda:

“Barangsiapa memulakan jalan yang baik dalam Islam, maka baginya pahalanya dan juga pahala orang yang beramal dengannya selepasnya tanpa dikurangi daripada pahala mereka sedikitpun juga, dan barangsiapa memulakan jalan yang buruk dalam Islam, maka atasnya dosanya dan juga dosa orang yang beramal dengannya tanpa dikurangi daripada dosa mereka sedikitpun juga”.

Daripada kedua hadis tersebut kita mengambil kesimpulan bahawa meskipun, dengan datangnya kematian kepada kita, kesempatan untuk beramal telah terputus atau terhenti, tetapi peluang untuk memperoleh pahala amalan tertentu tetap terbuka bagi kita.

Di dalam kedua hadis tersebut, Rasulullah s.a.w. telah menjelaskan kepada kita bidang-bidang pelaburan yang pasti akan menguntungkan kerana pahalanya akan berterusan mengalir selepas kematian kita, iaitu:

Pertama: sadaqh jariyah, iaitu sedekah yang pahalanya terus mengalir selama faedah atau manfaat yang disedekahkan itu terus berjalan, seperti menderma atau mewakafkan tanah untuk masjid, surau, madrasah atau lain-lain yang berguna bagi agama dan umat Islam.

Kedua: menuntut dan mengembangkan ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi agama dan umat, menghidupkan majlis-majlis ilmu atau pengajian-pengajian, dan lain-lain usaha yang membantu ke arah perkembangan ilmu pengetahuan yang dituntut oleh agama.

Ketiga: memperhatikan pendidikan anak-anak agar mereka menjadi anak yang soleh, yang sentiasa berdo’a untuk kedua ibu-bapanya.

Keempat: setiap amalan yang mendatangkan kebaikan, yang selari atau tidak bercanggah dengan syariat, yang kita mulakan melakukannya semasa hidup kita, kemudian diikuti oleh orang ramai sehingga menjadi adat kebiasaan bagi mereka, maka kita akan mendapat pahala melakukannya dan juga sebanyak pahala orang yang mengikutinya.

Amalan yang hidup untuk yang mati

Mengenai amalan orang yang hidup, seperti bacaan Al-Qur’an, do’a, sedekah dan lain-lain, untuk orang yang sudah mati, terdapat perbezaan pandangan: Imam Nawawi, di dalam kitabnya Al-Adzkaar, menyatakan bahawa para ulama telah bersepakat bahawa do’a untuk orang-orang yang sudah mati bermanfaat bagi mereka, dan pahalanya sampai kepada mereka bersandarkan kepada firman Allah SWT di dalam surah Al-Hasyr:

“Dan orang-orang (Islam) yang datang kemudian daripada mereka (berdo’a dengan) berkata: Wahai Tuhan kami, ampunilah dosa kami, dan dosa saudara-saudara kami yang mendahulu kami dalam iman,…”.

Dan juga bersandar kepada hadis-hadis yang masyhur, seperti: do’a Rasulullah s.a.w.:

“Ya Allah, ampunilah bagi ahli yang hidup dan juga yang mati daripada kami”, dan lain-lain.

Mengenai bacaan Al-Qur’an, terdapat perbezaan pandangan:

Yang masyhur daripada mazhab Syafi’ie bahawa pahala bacaan tersebut tidak sampai kepada si mati. Tetapi, sekumpulan sahabat Imam Syafi’e sendiri sependapat dengan Imam Ahmad dan sekumpulan ulama lainnya, yang mengatakan bahawa bacaan tersebut bermanfaat dan sampai pahalanya kepada si mati.

Imam Nawawi r.a. telah menukil riwayat Abi Dawud dan Baihaqi daripada Uthman Bin Affan r.a. bahawa beliau berkata:

“Nabi s.a.w., apabila selesai daripada mengebumikan mayat, berdiri di atasnya, kemudian bersabda: Mohonlah keampunan bagi saudaramu, dan mintakan baginya ketabahan, kerana sesungguhnya ia sekarang sedang disoal”.

Imam Syafi’ie r.a. dan sahabat-sahabatnya menyatakan bahawa disunatkan membaca sebahagian daripada Al-Qur’an, dan jika mereka mengkhatamkan seluruhnya adalah lebih baik lagi.

Imam Nawawi juga telah menukil riwayat Baihaqi bahawa menurut Ibnu Umar r.a. disunatkan membaca awal dan penghabisan daripada surah Al-Baqarah, selepas pengembumian di atas kubur.

Segolongan kaum muslimin berpendapat bahawa orang mati tidak akan mendapat sebarang faedah daripada amalan orang yang hidup. Mereka berhujjah dengan firman Allah SWT di dalam surah Al-Najm: 39:

“Dan bahawa sesungguhnya tidak ada (balasan) bagi seseorang melainkan (balasan) apa yang diusahakannya”.

Dan mereka juga berhujah dengan sabda Nabi s.a.w.:

“Apabila manusia mati, terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah(untuk masjid, surau, madrasah dan lain-lain keperluan kaum muslimin), ilmu yang dimanfaatkan, atau anak yang soleh yang berdo’a untuknya”.

Hasan Al-Saqqaf telah menukil jawaban Imam Abdullah Ibnu al-Siddiq al-Ghamawi di dalam risalahnya, Tawdih al-Bayan Li Wusul Thawab al-Qur’an, yang di antara kandungannya:

“Ayat tersebut (Al-Najm:39)tidak menafikan bolehnya seseorang mengambil manfaat daripada usaha orang lain. Yang dinafikan olehnya adalah pemilikan manfaat tersebut bagi selain yang mengusahakannya. Di antara kedua perkara tersebut terdapat perbezaan yang nyata.

Allah SWT mengkhabarkan bahawa manusia tidak memiliki selain yang diusahakannya. Adapun yang diusahakan oleh orang lain, maka ia adalah milik yang mengusahakannya: jika ia ingin ia boleh memberikannya kepada orang lain, dan jika ia ingin ia boleh mengekalkannya bagi dirinya sendiri. Allah SWT tidak memfirmankan bahawa ia tidak akan mengambil manfaat melainkan dengan apa yang ia usahakan.

Imam Qurtubi berkata: Dikatakan sesungguhnya Allah berfirman; laam al-khafd dalam bahasa Arab bererti memiliki dan mewajibkan, maka makna ayat: Tidak wajib bagi manusia selain yang ia usahakan. Jika orang lain bersedekah kepadanya, maka tidak wajib baginya sesuatu, tetapi Allah Azza Wa Jalla bermurah hati ke atasnya dengan memberikan apa yang tidak wajib baginya, sebagaimana Allah bermurah hati dengan memasukkan kanak-kanak ke dalam Syurga tanpa amal.

Syaikh Abul Abbas, Ahmad Bin Taimiyah berkata: Barangsiapa yang mengiktiqadkan bahawa manusia tidak akan mengambil faedah selain daripada apa yang ia lakukan, maka ia telah menyalahi ijma’. Yang demikian adalah batil dari beberapa segi:

Pertama: Manusia mengambil faedah daripada do’a orang lain, yang bererti mengambil manfaat daripada amalan orang lain.

Kedua: Nabi s.a.w. memberi syafaat kepada ahl al-mawqif (semua manusia yang menunggu penghisaban di Mahsyar) untuk menyegerakan penghisaban, kemudian kepada ahli Syurga untuk memasukkan mereka ke dalam Syurga, kemudian bagi ahl al-kabair (orang-orang yang melakukan dosa besar) untuk mengeluarkan mereka dari neraka.

Ketiga: Para malaikat berdo’a dan memintakan ampunan bagi penduduk bumi.

Keempat: Allah SWT mengeluarkan orang yang belum pernah melakukan sebarang kebaikan dari neraka kerana semata kemurahan dan rahmatNya. Ini bermakna mereka mengambil manfaat daripada selain amalan mereka.

Kelima: Kanak-kanak orang mukmin memasuki Syurga dengan amalan bapa mereka.

Keenam: Dalam surah al-Kahfi, dua anak yatim mengambil manfaat daripada amalan bapa mereka yang soleh.

Ketujuh: Mayat mengambil manfaat dengan sedekah yang dibuat untuknya, dengan nas Al-Sunnah dan ijma’.

Kelapan: Haji wajib gugur tuntutan ke atas mayat dengan haji yang dilakukan oleh Walinya untuknya, dengan nas Al-Sunnah.

Kesembilan: Haji nazar atau puasa nazar gugur tuntutan ke atas mayat dengan dilakukan oleh orang lain.

Kesepuluh: Orang yang berhutang, yang Nabi s.a.w. menolak untuk solat ke atas jenazahnya sehingga dibayarkan hutangnya oleh Abu Qotadah r.a., dan dibayarkan hutang lainnya oleh Ali Bin Abi Talib r.a., mengambil manfaat daripada amalan mereka dan daripada solat Nabi s.a.w., yang juga merupakan amalan orang lain.

Dengan huraian ini jelaslah bahawa berhujah dengan ayat tersebut atas tidak sampainya pahala do’a atau bacaan kepada mayat adalah tidak benar, kerana ayat tersebut tidak menunjukkan yang demikian.

Imam Nawawi berkata:

“Sebaiknya, orang yang membaca (Al-Qur’an), selepas selesai membacanya, hendaklah berdo’a: Ya Allah sampaikanlah pahala bacaanku ini kepada si Fulan, dan juga disunatkan supaya memuji si mati dan menyebut kebaikan-kebaikannya”.

Sumber:
http://arieyblog.blogspot.com/2009/04/apakah-dengan-kematian-terputus-segala.html#comment-form

Thursday, October 1, 2009

Sampaikan dan laksanakan kebenaran walau satu ayat

Mujiarto Karuk
Fri, 06 Feb 2009 04:38:09 -0800

Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

SAMPAIKAN KEBENARAN WALAU HANYA SATU AYAT

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلرَّسُولُ بَلِّغۡ مَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَ‌ۖ وَإِن لَّمۡ تَفۡعَلۡ فَمَا بَلَّغۡتَ رِسَالَتَهُ ۥ‌ۚ وَٱللَّهُ يَعۡصِمُكَ مِنَ ٱلنَّاسِ‌ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَہۡدِى ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡكَـٰفِرِينَ

“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika
tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak
menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia.
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”.

QS.Al-Maaidah [5] : 67

كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنڪَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ‌ۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡڪِتَـٰبِ لَكَانَ خَيۡرً۬ا لَّهُم‌ۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَڪۡثَرُهُمُ ٱلۡفَـٰسِقُونَ

"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara
mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik."

QS.Ali-Imran [3] : 110

Pada suatu hari saya berkunjung ke salah satu kampung di daerah Keranji Bekasi
tepatnya di Bintara, kebetulan saya pernah tinggal di daerah tersebut lebih
kurang 5 tahun, pada tahun 1986 s/d 1991.

Saya berkunjung di salah satu rumah seseorang yang pernah bertentangga, dan
saya mengenal beliau sebagai pekerja harian dibangunan.

Disela sela perbincangan saya bertanya kepada beliau, “Bang saya dengar
sekarang abang dah jadi “Ustaz”.

Beliau tersenyum sambil mengatakan Alhamdulillah.

Saya sangat gembira mendengar perkembangan tetangga saya yang dulu saya kenal
sebagai buruh harian bangunan, itupun tidak rutin beliau lakukan karena beliau
juga harus merawat istrinya yang sakit sakitan dan ketika itu anak anaknyapun
masih kecil kecil ada 5 orang.

Ketika saya pindah rumah dari rumah kontrakan di Kp. Bintara kerumah yang saat
ini saya tempati di Jl. Raya Bekasi Timur KM.18 Pulogadung Jakarta Timur,
beliaulah yang mengantarkan barang barang perabotan.

Saya juga sangat kagum mendengar cerita pengalaman beliau belajar menggali Ilmu
Agama islam dan ketika itu saya tahu betul ekonomi keseharian beliau, walau
saya sempat kecewa pada beliau, saya berpesan agar sering sering datang
berkunjung kerumah saya, tapi justru malah sebaliknya beliau sejak
mengahantarkan perabotan, tidak pernah datang berkunjung, dan secara kebetulan
saya juga waktunya sangat sulit untuk ngatur berkunjung.

Saya mendengar beliau menjadi Ustaz dari saudaranya yang juga bekas tetetangga
dekat saya dikampung tersebut.

Rasa penasaran saya keingintahuan tentang kebenaran cerita tersebut terjawab
sudah, beliau menggali ilmu Agama dari seorang Ustaz yang dengan prakasanya
membangun sebuah perguruan Islam, didaerah Bintara tidak jauh dari kediaman
teman saya tersebut, siang hari beliau menjadi buruh bangunan perguruan Islam
tersebut dan malam harinya beliau belajar dan mengkaji Islam dengan ustaz
penggagas pembangunan yang sekaligus sebagai boss teman saya tersebut, selama
lebih kurang 5 tahun beliau berguru dengan sang Ustaz yang berhati Mulia itu.

Dan kebetulan ketika saya menjadi siswa pesantren ahad di Pesantren Persis Jl.
Kramat Asem, Utan Kayu Jakarta Timur, ustaz tersebut salah satu ustaz yang
mengajar dan membing saya dalam mengenal dan menjalankan perintah Islam.

Ketika saya mendengar bahwa kami satu sumber guru yang sama, hanya beda tempat
dan waktu belajar, hati saya semakin berbunga bunga, dan sangat kagum bercampur
terharu, saya sangat sering bertemu dengan ustaz saya tersebut dan
mengunjunginya, yang secara kebetulan rumah beliau tidak jauh dari tempat
tinggal saya sekarang, akan tetapi saya tidak pernah bertemu dengan teman dan
bekas tetangga dekat saya tersebut.

Ketika sang ustaz mengajarkan dan menularkan ilmunya kepada saya ketika itu
beliau selalu berpesan kepada murid muridnya, hilangkan dan jauhkan anggapan
bahwa dakwah itu hanya patut disampaikan oleh orang - orang yang berprofesi
sebagai juru dakwah seperti yang kita sebut ustadz / ustadzah, atau yang kita
sebut da'i atau kiyai, guru agama Islam, atau siapa saja yang pernah mondok
dipesantren, atau seorang yang kita sebut mubaligh dari sarjana-sarjana Agama
Islam, atau lulusan perguruan tinggi Islam baik luar maupun dalam Negri.

Karena, bila kita meyakini bahwa dakwah itu hanya patut disampaikan oleh mereka
mereka yang kita sebutkan tersebut diatas, maka kita cenderung akan hanya ingin
mendengarkan pesan dakwah dari mereka saja, bila mereka yang menyampaikan kita
berbondong bondong untuk mengunjungi, hal tersebut memang tidak salah, bahkan
merupakan keharusan, akan tetapi bila kita hanya akan menghadiri bila mereka
saja yang menyampaikan, secara tidak langsung kita telah terjebak dengan tipuan
daya syeiton, dengan merendahkan dan menganggap remeh bila yang menyampaikan
dakwah tersebut diluar kalangan mereka itu.

Padahal Allah SWT berfirman dalam Al - Qur’an Surat Luqman [31] : 17-19

يَـٰبُنَىَّ أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ وَأۡمُرۡ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَٱنۡهَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَٱصۡبِرۡ عَلَىٰ مَآ أَصَابَكَ‌ۖ إِنَّ ذَٲلِكَ مِنۡ عَزۡمِ ٱلۡأُمُورِ (١٧) وَلَا تُصَعِّرۡ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمۡشِ فِى ٱلۡأَرۡضِ مَرَحًا‌ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٍ۬ فَخُورٍ۬ (١٨) وَٱقۡصِدۡ فِى مَشۡيِكَ وَٱغۡضُضۡ مِن صَوۡتِكَ‌ۚ إِنَّ أَنكَرَ ٱلۡأَصۡوَٲتِ لَصَوۡتُ ٱلۡحَمِيرِ (١٩)

"Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan
(oleh Allah)”.

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri”.

“Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya
seburuk-buruk suara ialah suara keledai”.


Jadi wahai saudaraku berdasarkan firman Alloh tersebut diatas, Dakwah merupakan
kewajiban setiap orang yang disebut Muslim atau Muslimah, apapun profesi dan
keahliannya kita memiliki kewajiban yang sama sebagai juru dan menjadi juru
dakwah atau menyeru kepada kebaikan, dan mencegah terjadinya kehancuran.

Sebagaimana yang disabdakan oleh baginda Rasulullah SAW, "Sampaikanlah dariku,
walaupun hanya satu ayat."

Apa lagi pada saat sekarang ini umat Islam tengah menghadapi berbagai serangan
ganas yang bertubi - tubi dari musuh musuh Islam dan musuh Allah, dengan
tujuan hendak mencabut dan merusak esensi dakwah Islamiyah, bila kita hanya
beranggapan bahwa dakwah hanya diwajibkan orang orang yang kita sebut diatas,
saya yakin Islam tidak akan pernah sampai pada tingkat pelaksanaan pada posisi
orang orang yang jauh dari kalangan alim ulama tersebut, karena mungkin minder
dan mungkin juga tidak punya sejumlah uang untuk ngundang mereka.

Dan akibatnya sama sama kita lihat dan kita saksikan serta kita dengar dari
berita berita, sejujurnya saya sebagai Muslim yang tidak pernah mengenyam,
Perguruan Tinggi yang berbasis Islam, sangat sedih bila mendengar melihat dan
menyaksikan pelaku kejahatan justru dari kalangan yang ber Agama Islam, dengan
menyandang nama Muhammad, dengan menyandang nama Ahmad, dan atau menyandang
nama Abdullah, serta nama nama Islam lainnya.

Ini semua dampak prilaku umat Islam pada saat sekarang ini, salah menempatkan
sesuatu yang dianggap benar padahal salah, dan menempatkan yang salah pada
posisi pembenaran sebagai contoh, tidak sedikit orang yang menyebut dirinya
sebagai Ustaz, atau Kiyai, akan tetapi mematok sejumlah uang bayaran yang
sangat tinggi, agar dapat mendengarkan dakwah dan risalah yang disampaikannya
tersebut.

Dan juga telah salah menempatkan anggapan bahwa yang berhak menyampaikan dakwah
tersebut hanya dari kalangan dan pihak tersebut diatas, serta tidak mau
mendengarkan serta melaksanakan juga tidak mau hadir bila diundang oleh panitia
yang menyelenggarakan suatu kajian, sementara pihak panitia hanya dan baru
mampu menempatkan nama yang mengisi kajian tersebut bukan dari kalangan yang
telah disebutkan diatas.

Ini sangat bertentangan dengan Firman Allah SWT yang mengatakan bahwa
sesungguhnya manusia itu hidupnya dalam keadaan merugi kecuali orang-orang yang
berdakwah, mengajak kepada kebaikan dan bersabar dalam melakukannya.

سُوۡرَةُ العَصر
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
وَٱلۡعَصۡرِ (١) إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ لَفِى خُسۡرٍ (٢) إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ (٣)

"Demi masa”.
“Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian”
“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat
menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi
kesabaran."

QS Al 'Ashr [103] : 1-3

Rasulullah SAW juga bersabda :

"Wahai Ali, sungguh sekiranya Allah memberi hidayah kepada seseorang karena
dakwahmu, itu lebih baik bagimu daripada onta merah."

(HR. Bukhari-Muslim)

Ketahuilah wahai saudaraku saudaraku dan mari kita saling menyadari bahwa
hidayah Allah SWT, tidaklah ternilai harganya walau kita bandingkan dengan onta
merah pada zaman Rasululloh dan mobil mewah pada zaman sekarang.

Betapa bahagianya bila kita mau mendengarkan serta mau melaksanakan apa apa
yang telah disampaikan oleh saudara saudara kita sesama Muslim, atau Muslimah,
jangan lihat siapa yang menyampaikan tapi lihatlah isi yang disampaikan pada
kita tersebut.

Walaupun yang menyampaikan risalah Alloh tersebut seorang Muslim yang
berprofesi sebagai buruh bangunan, atau mantan pembantu rumah tangga seperti
saya.

Semoga yang sedikit ini bermanfaat bagi kita semua, benar datangnya dari Alloh
SWT dan salah terletak dari saya pribadi saya mohon dibukakan pintu maaf yang
seluas luasnya.


Dengan Harapan dan Do’a

"Ya Tuhan kami terimalah daripada kami amalan kami, sesungguhnya Engkaulah Yang
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".

"Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian
kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir".

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah”.

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat
sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami”.

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami
memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah
Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan
sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat
dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)."

“Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan
telah kami ikuti rasul Mu, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan
orang-orang yang menjadi saksi tentang keesaan Mu ya Allah”.

"Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang
berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan
tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".

"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia", dan kebaikan di akhirat, dan
hindarkan kami dari siksa api neraka”


Amiin Yarobbal A’lamiin

Wassalamualaikum Wr Wb
Mujiarto Karuk

Sumber:
http://www.mail-archive.com/mencintai-islam@yahoogroups.com/msg05014.html

Kelas Al-Quran & Tajwid Bersama Abu Nuha

Hari
Setiap Isnin hingga Khamis

Masa
Jam 1-2 petang

Lokasi
Pejabat Suruhanjaya Perkhidmatan Awam Negeri Sabah (SPANS),
Tingkat 4, Blok B, Wisma MUIS Kota Kinabalu.

Yang berminat hubungi
Tuan Hj Said Osman : 019-8604324.


View Larger Map

Sumber:
http://abunuha.wordpress.com/

Sunday, September 27, 2009

Institut Tahfiz Semenyih


Institut Tahfiz Semenyih akan mengadakan kelas tahfiz al Quran Mulai Okt. 2009 di Taman Semenyih Impian, Semenyih. Syarat kemasukan ialah boleh membaca al Quran dan berumur melebihi 15 tahun. Tujuan diadakan bukan bermotif untuk keuntungan tetapi meningkatkan martabat al Quran sebagai rahmat untuk seluruh manusia dan alam. Banyak sekali rahmat bagi org yang menghafaz al Quran, salah satunya ialah melepaskan kerabatnya dari api neraka.
Anda semua dijemput untuk menjadi pelajar dengan sedikit yuran untuk keperluan pelajar dan pengajaran.

Sapa nak ngaji... contact la sy.. Sementara tu nak malumkan bahawa ada terdapat kekosongan jawatan guru tahfiz (wanita) dan fardhu ain. student yang dah tamat 20 juzuk pun boleh apply. call ya. 019-5649016 nak urgent.

Location:
Institut Tahfiz Semenyih, Tel 03-87230709

Street:
32A, Jalan Taman Semenyih Impian 12,Taman Semenyih Impian,

City/Town:
Semenyih, Malaysia

Phone:
0195649016

Email:
info@mybrilliante.com

View Map

View Larger Map

Sumber:
http://www.facebook.com/event.php?eid=110072265063

Saturday, September 19, 2009

Perkhidmatan Mengajar Al-Quran dan Iqra'

Mengajar mengaji dirumah secara peribadi. belajar dari asas bacaan al-quran secara bertajwid. Hanya menerima pelajar berdekatan dengan johor bahru sahaja.

Berminat sila hubungi: Ustaz Abd Qayyuum.

-013-6383204-

Rujukan:
http://johorbahru.olx.com.my/perkhidmatan-mengajar-al-quran-dan-iqra-iid-25746794

Mengaji Al Quran & Iqra di Rumah

Assalamualaikum..

Kepada sesiapa yang berhajat untuk mendapatkan khidmat mengajar anda ataupun
anak-anak anda membaca Al-Quran di rumah anda sendiri, di daerah johor bahru,
sila telefon/sms

019-7970592 ( Ustaz Wazer ) untuk perbincangan lanjut.

sekian, terima kasih

Rujukan
http://johorbahru.olx.com.my/mengaji-al-quran-iqra-di-rumah-iid-43614779

Kelas Pengajian Al Quran Dewasa - Johor Bahru



Kami menganjurkan Kelas Pengajian Tajwid Al Quran khusus untuk golongan dewasa dengan yuran yang sangat berpatutan.

- Setiap Ahad 10.00am - 12.00pm
- Pendaftaran RM50.00
- Yuran bulanan RM30.00
- Pakej Keluarga RM100.00
- Dibimbing oleh ustaz yang bertauliah
- Kelas selesa dan berhawa dingin.

Rebutlah peluang keemasan ini dengan menghubungi pegawai2 kami :-

Haji Sazali 019 - 740 7747
Hajjah Nora 012 - 722 0615

Rujukan:
http://www.mudah.my/Kelas-Pengajian-Al-Quran-Dewasa---Johor-Bahru-1359750.htm

Saturday, September 12, 2009

Al-Quran : Surah Terbaik Untuk Dibaca & Bacaan Gagap Lebih Baik Dari Lancar?

Assalamualaikum wrt,

Berkenaan hadith nabi yang menyebutkan bahawa dua ganjaran bagi orang yang membaca al-quran dengan kepayahan kerana tidak lancar. Adakah ganjaran itu melebihi ganjaran pahala orang yang membaca lancar? Biasanya kalau dengar di ceramah-ceramah, penceramah selalu menyebut bahawa pahalanya melebihi pahala orang yang membaca lancar. Tapi baru-baru ini, saya ada terima email yang memetik dari kitab fadhilat amal dan pendapat yang diberi adalah bertentangan. Mohon penjelasan. Terima kasih.



Jawapan

Berpandukan kepada pertanyaan saudari, di sana ada dua kemungkinan, iaitu :-

* 1) Penceramah tersilap ; Jika ia benar-benar diucapkan oleh penceramah, ternyata sang penceramah tidak melakukan homework dengan baik atau mengambil informasi secara rambang tanpa mempelajari atau merujuk kepada sumber dengan tepat. Hasilnya timbulkan kenyataan silap sebagaimana yang diberi.

* 2) Saudari selaku pendengar tersilap ; mungkin juga, penceramah menerang dengan betul, cuma saudari selaku pendengar yang tersilap menangkap point yang diberikan oleh pencermah berkenaan.

Tanpa perlu kita pergi lebih jauh untuk mencari salah siapa, adalah lebih baik saya jelaskan letak duduk sebenar dalam hal pahala membaca Al-Quran walau dalam keadan tergagap dan tersekat-sekat, serta perbandingannya dengan pahala bacaan mereka yang lancar.

Hadis yang sewajarnya menjadi rujukan dalam bab ini adalah seperti berikut :-

الماهر بالقرآن مع السفرة الكرام البررة والذي يقرأ القرآن ويتتعتع فيه وهو عليه شاق له أجران

Ertinya : Orang yang mahir membaca Al-Quran akan bersama para Rasul yang ta'at, manakala orang yang membaca Al-Quran walau dalam keadaan tersekat dan tergagap, dan padanya kesukaran, baginya dua pahala. ( Riwayat Muslim, no 1329, 1/550)

Jika dilihat dari huraian kebanyakan para ulama silam, kecenderungan tafsiran mereka terhadap hadis di atas adalah bukan pada ‘membaca sambil melihat Al-Quran' tetapi lebih kepada membaca secara hafalan. Mungkin disebabkan zaman tersebut, menghafal Al-Quran sudah menjadi kebiasaan hampir bagi semua umat Islam, khususnya para ulama. Justeru hampir tidak timbul masalah membaca sambil melihat al-quran lagi.

Imam An-Nawawi menghuraikan bahawa maksud orang yang mahir dalam hadis di atas adalah mereka yang bijak dan sempurna hafalan serta tidak sukar membaca ayat-ayat Al-Quran. Manakala mereka yang menghafal dan bacaannnay tersekat-sekat, maka baginya dua pahala, iaitu pahala bacaan serta pahala melawan kesukaran yang dihadapinya. (Syarah Sohih Muslim)

Namun demikian, terdapat juga ulama silam dan kontemporari khususnya yang memasukkan orang yang membaca al-Quran secara melihat mushaf juga di dalam konteks hadis di atas. Ini kerana hadis tersbeut tidak menyebut kalimah hafazan dengan jelas, ia hanya menyebut ‘baca', justeru adalah lebih tepat untuk tidak mengkhususkannya kepada hafazan semata dan menidakkan kelebihan bagi yang membaca dari mushaf.

Pandangan kedua ini lebih tepat dan kuat serta amat bertepatan dengan keadaan umat Islam hari ini yang semakin sedikit di antara mereka yang mampu membaca Al-Quran dengan baik, walau dengan cara melihat mushaf.

Berkenaan perbandingan yang ditanyakan, ulama besar mazhab Maliki, Al-Qadhi ‘Iyadh berkata hadis di atas sama sekali tidak bermaksud meraka yang tersekat dan gagap lebih baik daripada si pembaca lancar dan tepat, kerana kelebihan yang disebut bagi orang yang mahir iaitu bersama para Rasul adalah jauh lebih besar dan tidak sama sekali mampu ditandingi oleh dua pahala yang diperuntukkan bagi mereka yang kurang mahir.

Memang benar, malah tidak munasabah sama sekali bacaan mereka yang tidak lancar lebih besar pahalanya daripada yang lancar. Jika demikian keadaanya, lebih baik, jangan lancar bacaan sampai bila-bila, bukankah itu tidak logic lagi tidak bertepatan dengan kefahaman aqal yang waras.

Dari penjelasan tersebut, kesimpulannya hadis Nabi s.a.w tadi sebenarnya bukanlah diungkap dengan tujuan membuat perbandingan pahala di antara satu sama lain, tetapi ia lebih kepada penjelasan kelebihan tersendiri bagi kedua-dua keadaan pembaca Al-quran. Bermakna, bagi yang mahir, ada ganjarannya yang tersendiri, demikian juga bagi yang masih belum begitu mahir. Justeru, teruskan usaha bagi yang belum mahir agar mencapai tahap mahir dan setersunya meraih kebaikan yang ditawarkan.

SURAH APA YANG TERBAIK DIBACA?

Timbul persoalan berkaitan surah apakah yang terlebih baik untuk dibaca pada akhir Ramadhan ini.

Jawapan yang paling tepat adalah seluruh al-Quran, namun bagi mereka yang tidak mampu, cuba perhatikan baik-baik sabdaan baginda Nabi ini:-

اقرءوا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شافعا لأصحابه اقرءوا الزهراوين البقرة وآل عمران فإنهما يأتيان يوم القيامة كأنهما غمامتان أو غيايتان أو فرقان من طير صواف تحاجان عن صاحبهما اقرءوا البقرة فإن أخذها بركة وتركها حسرة ولا يستطيعها البطلة

Ertinya : Bacalah Al-Quran kerana di hari qiyamat kelak ia akan datang memberikan syafa'at kepada tuannya, bacalah dua cahaya iaitu AL-BAQARAH dan ALI-IMRAN, kerana ia berdua akan datang dihari qiyamat kelak seperti dua awan besar atau sekumpulan burung yang akan melindungi tuannya, bacalah AL-BAQARAH kerana sesiapa yang mengambilnya akan mendapat berkat, meninggalkannya adalah penyesalan, dan yang mengambilnya dapat menghalang sihir. (Riwayat Muslim)

Para ulama menjelaskan, pahala bacaannya akan bertindak seperti awan dan sekumpulan burung yang menaungi pembacanya dengan seperti teduhan sayap burung atau awan. Dalam hadis sohih yang lain disebutkan kedua-dua surah ini akan mendahulu pahala dari surah-surah lain.

Banyak lagi surah-surah lain yang mempunyai kelebihan tersendiri, disebut dalam banyak hadis-hadis Baginda Nabi sa.w, namun cukuplah jawapan ringkas saya setakat ini mencadangkan dua surah ini sebagai tunjang bacaan Al-Quran kita.

Salam Lailatul Qadr buat semua.

Sekian,



Zaharuddin Abd Rahman

www.zaharuddin.net

17 Ramadhan 1430 H

07 Sept 2009

Rujukan:
http://www.zaharuddin.net/index.php?option=com_content&task=view&id=872&Itemid=95

Panduan memulakan solat setelah lama meninggalkannya

Tidak dinafikan ramai umat Islam zaman sekarang yang tidak mengerjakan solat.

Tapi aku percaya ramai di antara mereka pernah dididik tentang kewajipan solat dan pernah mengerjakannya.

Mungkin akibat kelekaan duniawi, ibadah suci itu telah terperosok, jauh di dalam lubuk hati, sama ada sedar atau pun tidak.

Yang nyata, aku tidak pernah berasa benci atau marah kepada mereka yang tidak mengerjakan solat, apatah lagi untuk memandang hina golongan ini.

Kerana solat itu sendiri adalah soal hati dan keikhlasan. Tanpa keikhlasan, tak mungkin perbuatan solat itu mencapai maksudnya.

Namun begitu, janganlah kita berasa selesa dengan kejahilan. Jangan pula berasa bangga dengan ilmu dan amalan. Sebaliknya, berazam dan berusahalah untuk mengerjakannya dengan istiqamah di samping memperbaiki segala kelemahan yang ada.

Untuk mengingatkan diri aku sendiri dan para pembaca Soleh.Net, izinkan aku berkongsi panduan tentang teknik motivasi memulakan solat setelah lama meninggalkannya.

1. Sematkan azam, bulatkan tekad
Sebaik sahaja tersedar dari lamunan (sedar rupanya dah lama tinggal solat), cuba fikir sedalam mungkin tentang apa yang anda lakukan, apa yang tak sepatutnya anda lakukan, dan apa yang sepatutnya anda lakukan.

Dari situ, tanam keazaman yang kukuh bahawa anda ingin mengerjakan solat, dan tidak akan meninggalkannya sampai bila-bila. Kerana itulah tujuan anda hidup di atas muka bumi ini sebenarnya.

2. Cari masa dan tempat yang sesuai, sunyi, jauh dari dugaan
Kemudian tetapkan masa di mana anda akan mula menjalani kehidupan sebagai seorang yang mengerjakan solat. Lebih cepat lebih baik. Ingatlah, berdosa besar bagi orang yang melengah-lengahkan solat.

Sebaiknya, cari tempat yang sunyi dan jauh dari dugaan. Jauhi rakan-rakan yang tidak solat atau suka mengejek, sekurang-kurangnya untuk waktu itu sahaja. Masjid juga adalah tempat yang baik.

3. Solat sekali dahulu, baru ada kali kedua
Walau sekuat mana pun azam, sebulat mana pun tekad, sebaik mana pun masa dan tempat, tanpa solat yang pertama, takkan jadi solat yang kedua dan seterusnya.

Oleh itu, mulakan sahaja tanpa berlengah. Bak kata iklan NIKE – Just do it!

4. Buat nota peringatan dan galakan
Kalau ada masa dan semangat yang berkobar-kobar, tuliskan kata-kata peringatan dan galakan di atas sehelai kertas (besar atau kecil).

Kemudian yang besar tampal di dinding, manakala yang kecil diletakkan dalam wallet atau poket baju.

Tips ini mungkin kurang sesuai jika anda tinggal bersama rakan-rakan yang tidak mengerjakan solat. Dibimbangi ada yang kata anda nak tunjuk bagus.

5. Fahami maksud setiap bacaan dalam solat
Jika anda kurang bersetuju dengan point ini, saya nasihatkan supaya cuba dahulu. Anda pasti akan merasai kelainannya.

Bukan faham satu-satu ayat, tetapi satu-satu perkataan. Di situ akan bermula keindahan solat, di mana anda akan rasa seolah-olah khusyuk itu mula hadir dalam diri semasa mengerjakan solat.

6. Baca perlahan-lahan mengikut tertib
Sewaktu solat, baca perlahan-lahan untuk meningkatkan rasa manis, indah dan seronok.

7. Tingkatkan imaginasi
Sewaktu menghayati maksud, tingkatkan imaginasi anda. Bayangkan keindahan bertemu Allah yang menjemput kita untuk sujud kepada-Nya.

8. Doa mohon kekuatan dan sokongan
Panjatkan doa kepada Allah s.w.t dengan memohon kekuatan dan sokongan untuk berubah menjadi hamba-Nya yang taat. Hendaklah diamalkan sejurus selepas setiap kali solat.

9. Tumpu perhatian pada hari-hari yang dilalui
Tumpukan perhatian anda pada hari yang anda sedang lalui dengan mengerjakan solat. Berilah pujian kepada diri anda dan berikan tahniah kepada diri anda setiap kali anda berjaya mengerjakan solat.

10. Dapatkan adrenaline sewaktu mendengar azan
Adrenaline boleh digunakan sebagai pembantu dengan memberi suatu kejutan semangat yang berkobar-kobar untuk terus pergi menunaikan solat tanpa berlengah-lengah.

Jika anda dapat menanam adrenaline ini sehingga menjadi tabiat, anda pasti akan meninggalkan segala kerja yang anda lakukan, apabila terdengar sahaja azan berkumandang. Best tak?

11. Berfikir secara positif
Fikirkan diri anda sebagai seorang yang mengerjakan solat sebaik sahaja anda memulakannya dan sentiasa peringatkan diri anda sedemikian.

Sekiranya ada rakan anda yang mengajak anda ke mana-mana sebelum sempat anda menunaikan solat, katakanlah saya belum bersolat, tunggu sebentar atau pergi dahulu.

Ingatlah bahawa anda telah membuat pilihan positif untuk mengerjakan solat.

12. Dapatkan sokongan mental dan rohani
Berikanlah peringatan kepada keluarga, kawan rapat dan rakan sekerja yang anda telah mula mengerjakan solat dan memerlukan kerjasama serta sokongan daripada mereka.

Mintalah rakan-rakan anda yang tidak mengerjakan solat supaya menghormati keputusan anda.

13. Lawan kemalasan dalaman dan godaan syaitan
Dari semasa ke semasa anda akan merasai suatu kemalasan, kebosanan, dan sebagainya, yang mana semua itu sebenarnya hanyalah godaan syaitan dan kemalasan diri sendiri.

Oleh itu lawanlah sehabis-habis mungkin. Ingatlah anda lawan ni pun tak lama. Lama kelamaan ibadah ini akan sebati juga dalam diri anda, dan tidak perlu dipaksa lagi.

14. Banyakkan bahan bacaan tentang solat
Kerapkan diri anda membaca kisah-kisah nikmat solat untuk membangkitkan semangat. Baca juga tentang dosa meninggalkan solat untuk membangkitkan rasa takut pada Allah s.w.t. Moga-moga dilimpahi rahmat dan keberkatan oleh-Nya.

Kesimpulan
Jika topik ini dirasakan tidak berkaitan dengan anda, ingatlah: Hari ini mungkin bukan hari anda. Esok lusa tiada siapa yang tahu. Diharap dapat dijadikan panduan kita bersama.

Sama-samalah kita saling memperingati sesama Islam.

Wallahu a’lam.

P/s: Ada lagi tips-tips lain? Apa kata anda?

Rujukan:
http://soleh.net/2008/08/28/panduan-memulakan-solat-setelah-lama-meninggalkannya/

Hantaran Al-Quran

Kepada mereka yang nak menghantar dan menerime hantaran..fikir-fikirkanlah

“Sayang, tengok nih. Cantiknya AlQuran nih. Warna keemasan. Sesuai untuk kita buat hantaran” pekik Jamilah kepada Nabil..

“Sini pun cantik juga. Warna unggu keemasan. Mana satu kita nak beli nih” balas Nabil.

Mereka sedang asyik mencari bahan-bahan untuk dibuat hantaran. Tinggal satu lagi yang masih dicari-cari iaitu AlQuran yang bakal dijadikan hantaran.

“Tapi, yang ni lagi best, ada terjemahan arab” keluh Jamilah.

“Ala, awak bukan reti pun bahasa arab” jawab Nabil. Tergelak Jamilah. Berbahagia rasanya dapat calon suami seperti Nabil. Prihatin.

“Apa yang saudara cari tu. Nampak seronok saya lihat” tegur pakcik berbaju putih. Jaluran baju ke bawah menampakkan lagi seri wajah seorang pakcik dalam lingkungan 40-an.

“Oh, kami cari AlQuran. Nak buat hantaran. Maklumlah, nak bina masjid” sengih Nabil. Jamilah ikut senyum tidak jauh dari situ..

“Oh. Bagus lah. Adik selalu baca waktu bila?” pakcik menyoal sambil tersenyum.

“Aa.. aa.. lama dah saya tak baca, pakcik“ teragak-agak Nabil menjawab. Jamilah sudah di sebelah rak yang lain.

“Kalau gitu, tak perlu lah beli AlQuran kalau sekadar hantaran. Kesian ALQuran. Itu bukan kitab hiasan, dik” tegur pakcik berhemah.

“Alah, pakcik nih. Kacau daun pulak urusan orang muda. Kami beli ni nak baca la” tiba-tiba Jamilah muncul dengan selamba jawapannya.

“Oh, baguslah. Kalau gitu beli lah tafsir ArRahman. Ada tafsiran lagi” cadang pakcik. Mukanya nampak seperti orang-orang ahli masjid.

“Ala, besar lah pakcik. Kami nak pilih nih. Kiut lagi” senyum Jamilah mengangkat bungkusan AlQuran warna unggu keemasan. Saiznya kecil.

“Jangan lupa baca ya” pakcik dengan selamba sambil meninggalkan pasangan tersebut.

“Sibuk je la pakcik tu” Jamilah mengomel.

Nabil kelihatan serba salah. Mungkin ‘terpukul’ dengan kata-kata seorang pakcik yang muncul secara tiba-tiba.

Hari yang dinantikan sudah tiba. Mereka sudah bersolek. Hari nan indah. Terlalu indah buat pasangan teruna dan dara yang bakal disatukan. Nabil dan Jamilah tidak sabar-sabar menantikan ucapan indah tersebut. Pak imam baru sahaja sampai.

“Assalamualaikum semua” ucapan salam Pak Imam bergema.

Nabil bagai hidup semula. Dirinya terkejut. Jantung bagai gugur serta merta. Mungkin tidak percaya apa yang dipandangnya dihadapan. Ahli-ahli keluarga berebut-rebut bersalaman dengan Pak Imam. Mukanya berseri-seri. Janggutnya putih. Jubah putih. Rambutnya ada yang berwarna putih.

“Inikah pengantin hari ini?” tegur selamba Ustaz Saad.

“Pak.. Ustaz.. kabar baik, pak... usta.. ustazz..” jawab Nabil mengigil. Jamilah juga terkebil-kebil melihat kelibat orang yang dikenali di kedai buku 2 bulan lalu.

“Oh, sebelum tu, saya suka mendengar bacaan adik Nabil. Mudah-mudahan kita dapat mengambil manfaat dari bacaan pengantin” cadang Ustaz Saad. Kelihatan orang ramai mengiyakan. Maklumlah, ustaz Saad merupakan antara orang dikenali oleh ahli-ahli sebagai penceramah tetap setiap hari Khamis selepas maghrib.

Nabil menelan air liur. Baginya inilah saat paling menyeramkan bagi dirinya. Peluh membasahi baju melayu satin berwarna putih.

“Ss.. su.. surah apa ustaz?” Nabil cuba mengagahkan diri. Jamilah masih melihat dari tepi tirai. Memegang kepalanya. Seperti mengagak benda yang sebaliknya berlaku.

“Oh, ayat yang mudah ja. Baca 3 ayat Surah ArRa’d” kata ustaz Saad sambil menunjukkan baris giginya yang putih hasil bersugi setiap solat mengikut sunnah nabi.
Surah Ar Rad

Surah Ar Ra'd

“Apa benda nih” detik hati Nabil.

“Bismillahirrahmaani rrahim.. ALL..MAA.. RIII..!!” berlagu Nabil.

Kelihatan gemuruh satu rumah pengantin perempuan. Ada yang keluar dari rumah menahan gelak. Ada yang mengeluarkan air mata menahan kelucuan. Ada yang menggeleng-geleng kepala. Ibu bapa Jamilah merah padam wajahnya. Jamilah entah ke mana, mungkin berpura-pura ke tandas.

“Baru ustaz tahu ada kalimah almari di dalam ALQuran. Adik Nabil, cara bacanya seperti begini : A’uzubillahiminnassya itaanirra jim.. Bismillahirrahmanir rahim.. ALIF.. LAMM.. MIMMM... RAA..” kedengar suara gemersik Ustaz Sa’ad. Orang ramai kelihatan ingin mendengar lebih banyak lagi alunan irama ALQurannya.

Nabil berasa seperti kilat menyambar kepalanya.

“Nabil, kamu jangan merendah-rendahkan kitab petunjuk iaitu AlQuran. Ianya hendaklah dibaca bukan sekadar dijadikan hantaran. Malah lebih malang perlakuan seperti ini seolah-olah menghina ALQuran. Beli ALQuran kemudian menaruh di tempat-tempat tinggi seolah-olah ianya sudah cukup bagi seorang muslim” tazkirah sudah bermula. Orang ramai memang senang cara penyampaian ustaz Sa’ad.


“Tinggi mana pun kamu belajar, tiada gunanya kitab yang tidak berubah ini tidak mampu kamu baca. Kitab ini pasti begini rupanya, ayatnya tetap sama, kedudukannya tidak sama. Malah, ketahuilah Allah akan menjaganya sehingga hari kiamat. Nabil, kalau kamu tahu orang-orang yang mengaku kitab AlQuran sebagai kitab petunjuk kemudian diabaikan dia pasti dilaknat oleh AlQuran itu sendiri. Tetapi beruntungnya orang-orangnya memanfaatkan AlQuran setiap hari, membacanya, menghafalnya, mengamalkan menjadikan hati terlalu tenang walapun dia bukannya seorang yang tinggi pelajarannya, kaya hidupnya dan sebagainya..” penutup Ustaz Sa’ad sudah dikagumi orang terutama yang mengikuti ceramahnya.

Hari semakin cepat berlalu.

Nabil sudah melalui hari-hari yang indah. Kitab ALQUran yang menjadi hantaran pertunangan sudah menjadi diari kehidupannya yang aktif setiap hari.

Pit.. Pit! Jangan lupa datang rumah ustaz malam nih. Kita belajar sama-sama. Jangan lupa bawa isteri sekali ya Nabil. SMS dari ustaz Sa’ad tiba. Jamilah senyum disisi suaminya, Nabil.

read dis..

Rasulullah (Sallallahu alaihi wasallam) said: 'When a man dies and his
relatives are busy in funeral, there stands an extremely handsome man by
his head. When the dead body is shrouded, that man gets in between the
shroud and the chest of the deceased.

Rasulullah (Sallallahu alaihi wasallam) bersabda : 'Bila seseorang lelaki
itu mati dan saudaranya sibuk dengan pengebumiannya, berdiri lelaki yang
betul-betul kacak di bahagian kepalanya. Bila mayatnya dikapan, lelaki itu
berada di antara kain kapan dan si mati.

Selepas pengebumian, semua orang pulang ke rumah, 2 malaikat Mungkar dan
Nakir, datang dalam kubur dan cuba memisahkan lelaki kacak ini supaya
mereka boleh menyoal lelaki yang telah meninggal itu seorang diri mengenai
ketaatannya kepada Allah. Tapi lelaki kacak itu berkata,
Dia adalah temanku, dia adalah kawanku. Aku takkan meninggalkannya seorang
diri walau apa pun. Jika kamu ditetapkan untuk menyoal, lakukanlah
tugasmu. Aku tidak boleh meninggalkannya sehingga aku dapati dia
dimasukkan ke dalam Syurga.'

Thereafter he turns to his dead companion and says, 'I am the Qur'an,
which you used to read, sometimes in a loud voice and sometimes in a low
voice. Do not worry. After the interrogation of Munkar and Naker, you will
have no grief.'

Selepas itu dia berpaling pada temannya yang meninggal dan berkata,'Aku
adalah Al-Quran, yang mana kamu membacanya, kadang-kadang dengan suara
yang nyaring dan kadang-kadang dengan suara yang perlahan. Jangan bimbang.
Selepas soal siasat dari Mungkar dan Nakir, kamu tidak akan bersedih.'

When the interrogation is over, the handsome man arranges for him from
Al-Mala'ul A'laa (the angels in Heaven) silk bedding filled with musk.

Selepas soal siasat selesai, lelaki kacak mengatur untuknya daripada
Al-Mala'ul A'laa (malaikat dalam Syurga) tempat tidur dari sutera yang
dipenuhi bauan kesturi

Rasulullah (Sallallahu alaihi wasallam) said: 'On the Day of Judgement,
before Allah, no other Intercessor will have a greater status than the
Qur'an, neither a Prophet nor an angel.'

Rasulullah (Sallallahu alaihi wasallam) bersabda :'Di hari pengadilan, di
hadapan Allah, tiada syafaat yang lebih baik darjatnya daripada Quran,
mahupun dari nabi atau malaikat.'

Please keep forwarding this 'Hadith' to all ....because

Sila sebarkan Hadis ini kepada semua .......kerana

Rasulullah (Sallallahu alaihi wasallam) said:

'Pass on knowledge from me even if it is only one verse'.

'Sampaikan pengetahuan dari ku walaupun hanya satu ayat.'

May Allah bestow this favour on all of us.

Monday, August 24, 2009

Doa Sesudah Berbuka Puasa



Ertinya: Ya Allah! Kerana Engkau aku berbuka puasa dan kepada Engkau aku beriman dan atas rezeki dari Engkau aku berbuka puasa telah hilang dahaga sudah menjadi basah segala urat. Ya Allah! Aku minta diampuni dosaku dengan rahmat Engkau yang meliputi segala sesuatu

Rujukan:
http://www.muftiselangor.gov.my/E-Book/KoleksiDoa/SenaraiDoa6.htm

http://www.muftiselangor.gov.my/E-Book/KoleksiDoa/SenaraiDoa.htm

http://www.kujie2.com/pengetahuan-am/doa-berbuka-puasa.html

Saturday, August 22, 2009

The Ajiza (Sections) of the Quran - Index

The words of the Qur’an are primarily divided by chapter (surah) and verse (ayat). The chapters vary in length, and generally are ordered from longest to shortest.
To ease the reading process, the Qur’an is additionally divided into 30 equal sections, called a juz' (plural: ajiza). The divisions of juz' do not fall evenly along chapter lines, and often break from one section to another in the middle of a chapter. These divisions are done to make it easier for one to pace the reading over a month’s period, reading a fairly equal amount each day. This is particularly important during the month of Ramadan, when it is recommended to complete at least one full reading of the Qur’an from cover to cover.

Below is a listing of the 30 Ajiza of the Qur’an, with links to further information about the chapters, verses, and themes of each section of the Holy Book.

Juz’ 1 – Al Fatiha 1 – Al Baqarah 141
Juz’ 2 – Al Baqarah 142 - Al Baqarah 252
Juz’ 3 – Al Baqarah 253 - Al Imran 92
Juz’ 4 – Al Imran 93 - An Nisaa 23
Juz’ 5 – An Nisaa 24 - An Nisaa 147
Juz’ 6 – An Nisaa 148 - Al Ma’idah 81
Juz’ 7 – Al Ma’idah 82 - Al An’am 110
Juz’ 8 – Al An’am 111 - Al A’raf 87
Juz’ 9 – Al A’raf 88 - Al Anfal 40
Juz’ 10 – Al Anfal 41 - At Tauba 92
Juz’ 11 – At Tauba 93 - Hud 5
Juz’ 12 – Hud 6 - Yusuf 52
Juz’ 13 – Yusuf 53 – Ibrahim 52
Juz’ 14 – Al Hijr 1 – An Nahl 128
Juz’ 15 – Al Isra (or Bani Isra’il) 1 - Al Kahf 74
Juz’ 16 – Al Kahf 75 – Ta Ha 135
Juz’ 17 – Al Anbiyaa 1 - Al Hajj 78
Juz’ 18 – Al Muminum 1 - Al Furqan 20
Juz’ 19 – Al Furqan 21 - An Naml 55
Juz’ 20 – An Naml 56 - Al Ankabut 45
Juz’ 21 – Al Ankabut 46 - Al Azhab 30
Juz’ 22 – Al Azhab 31 - Ya Sin 27
Juz’ 23 – Ya Sin 28 - Az Zumar 31
Juz’ 24 – Az Zumar 32 - Fussilat 46
Juz’ 25 – Fussilat 47 - Al Jathiya 37
Juz’ 26 – Al Ahqaf 1 - Az Zariyat 30
Juz’ 27 – Az Zariyat 31 - Al Hadid 29
Juz’ 28 – Al Mujadila 1 – At Tahrim 12
Juz’ 29 – Al Mulk 1 - Al Mursalat 50
Juz’ 30 – An Nabaa 1 - An Nas 6

Reference:
http://islam.about.com/od/quranin30days/a/juz_index.htm

Related post:
Juz'

Juz'

A juz' (Arabic: جزء‎, plural اجزاء ajza' ) literally means "part." It is one of thirty parts of roughly equal length into which the Qur'an is sometimes divided. This division facilitates recitation of the Qur'an in a month, especially during Ramadan when the entire Qur'an is recited in the Tarawih salat; reciting approximately one juz' a night. A juz' is further divided into two ahzab (groups), and each hizb (group) is in turn subdivided into four quarters. The most commonly referred and memorized juz' is "juz' Amma'," which is the 30th juz' and contains Surahs 78 through 114, most of the shortest suras in the Qur'an; these are the suras typically read during regular prayer, and 'Amma is generally taught first to children.

Juz Suras
1 (1:1) - (2:141)
2 (2:142) - (2:252)
3 (2:253) - (3:92)
4 (3:93) - (4:23)
5 (4:24) - (4:147)
6 (4:148) - (5:81)
7 (5:82) - (6:110)
8 (6:111) - (7:87)
9 (7:88) - (8:40)
10 (8:41) - (9:92)
11 (9:93) - (11:5)
12 (11:6) - (12:52)
13 (12:53) - (14:52)
14 (15:1) - (16:128)
15 (17:1) - (18:74)
16 (18:75) - (20:135)
17 (21:1) - (22:78)
18 (23:1) - (25:20)
19 (25:21) - (27:55)
20 (27:56) - (29:45)
21 (29:46) - (33:30)
22 (33:31) - (36:27)
23 (36:28) - (39:31)
24 (39:32) - (41:46)
25 (41:47) - (45:37)
26 (46:1) - (51:30)
27 (51:31) - (57:29)
28 (58:1) - (66:12)
29 (67:1) - (77:50)
30 (78:1) - (114:6)

Reference:
http://en.wikipedia.org/wiki/Juz'

Related post:
The Ajiza (Sections) of the Quran - Index

Kepalsuan Hadis Kelebihan Tarawih

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Penyayang. Puji-pujian bagi Allah Subhanahu wata'ala, selawat dan salam keatas junjungan kita Nabi Muhammad Sallaahu 'alaihi wasallam serta para sahabatnya.

Sejak beberapa tahun kebelakangan ini satu hadis tentang kelebihan tarawikh pada malam-malam ramadhan telah tersebar dengan meluas sekali. Media-media elektronik,media-media cetak serta media-media massa turut sama memainkan peranan mereka menyebarkannya melalui akhbar-akhbar, dairi-dairi Islam, TV, radio, risalah-risalah dan lain-lain dengan harapan semoga mereka mendapat saham dalam usaha menggalakkan umat Islam supaya rajin beramal ibadat terutamanya dalam bulan yang diberkati itu.

Hadis yang dimaksudkan itu ialah satu hadis yang agak panjang kononnya diriwayatkan oleh Sayyidina Ali r.a. yang sebahagian darinya adalah seperti berikut :

"Diriwayatkan oleh Sayyidina Ali bahawa Rasulullah s.a.w. telah bersabda berkenaan dengan fadhilat sembahyang tarawih pada bulan Ramadhan antaranya:

· Malam Pertama: Keluar dosa-dosa orang mukmin pada malam pertama seperti mana dia baru dilahirkan (mendapat keampunan dari Allah Taala).
· Malam Keempat: Mendapat pahala sebagaimana pahala orang-orang yang membaca kitab Taurat, Zabur, Injil dan Al-Quran.
· Malam Keenam: Allah kurniakan pahala kepadanya pahala malaikat-malaikat yang tawaf di Baitul-Ma`mur (sebanyak 70 ribu malaikat sekali tawaf), serta setiap batu-batu dan tanah akan mendoakan supaya Allah mengampuni dosa-dosa orang yang mengerjakan sembahyang tarawih pada malam ini.
· Malam Ketujuh: Seolah-olah dia dapat bertemu serta menolong Nabi Musa A.S. menentang musuh ketatnya Firaun dan Haman.
· Malam Kelapan: Allah mengurniakan pahala orang sembahyang tarawih sepertimana yang telah dikurniakan kepada Nabi Ibrahim A.S.
· Malam kesembilan: Allah kurniakan pahala dan dinaikkan mutu ibadat hambanya seperti Nabi Muhammad S.A.W..
· Dan kelebihan-kelebihan seterusnya sehingga sampai kemalam yang ke-tiga puluh

Namun begitu setelah diajukan pertanyaan kepada beberapa tokoh agama tanahair tentang kedudukan hadis ini, dari manakah ianya diambil, semuanya tidak dapat memberikan penjelasan. Dan setelah diteliti dalam kitab induk hadis seperti Sunan Sittah dan lain-lain kitab hadis lagi, ianya tidak ditemui. Begitu juga dalam kitab-kitab hadis palsu (maudhu`aat) sendiri pun tidak didapati hadis ini. Ini menunjukkan bahawa hadis ini merupakan satu hadis yang baru diada-adakan sehingga ulama-ulama hadis dahulu yang menulis tentang hadis maudhu` pun tidak mengetahui akan wujudnya hadis ini.

Kita tidak menafikan kelebihan sembahyang tarawih dan kedudukannya didalam sunnah. Namun begitu kita tidak mahu umat Islam tertipu dengan berbagai-bagai janji palsu yang menyebabkan umat Islam mengerjakan amalan-amalan kebaikan dengan mengharapkan sesuatu yang sebenarnya tidak akan diperolehinya. Dengan tersebarnya hadis-hadis palsu seumpama ini juga akan mencemarkan kesucian hadis Rasulullah s.a.w. yang dipelihara dengan dengan begitu baik oleh ulama-ulama kita dahulu.

Rasulullah S.A.W. telah pun memberikan amaran terhadap orang-orang yang mengadakan pendustaan atas namanya dengan ancaman yang berat sebagaimana sabdanya : Barang siapa sengaja mengadakan dusta atas namaku maka hendaklah dia menyediakan tempatnya dalam neraka. (Bukhori, Muslim)

Hadis ini diriwayatkan dengan banyak sekali sehingga sampai keperingkat Mutawatir. Ancaman ini merangkumi segala jenis pendustaan keatas Nabi S.A.W. sama ada dengan maksud memberi galakan supaya rajin beramal ibadat ataupun ancaman supaya menjauhi segala larangan Allah (targhib dan tarhib).

Mulla Ali Qari dalam Al-Asrarul-Marfu'ah selepas membawakan lebih dari seratus riwayat hadis tentang pendustaan atas nama Nabi Muhammad S.A.W. menukilkan kata-kata Imam Nawawi dalam syarah Muslim. Kata Imam Nawawi: Haram meriwayatkan sesuatu hadis palsu (maudhu`) bagi orang yang mengetahui bahawa hadis itu maudhu` atau dia hanya menyangka hadis ini maudhu`. Siapa yang menceritakan hadis yang dia tahu atau dia sangka bahawa ianya maudhu` serta dia tidak menerangkan keadaannya maka dia termasuk dalam ancaman ini. Katanya lagi, tidak ada perbezaan dalam pengharaman pendustaan atas Nabi Muhammad S.A.W. di antara hadis tentang hukum-hukum dan hadis yang bukan berkenaan dengan hukum seperti hadis yang mengandungi dorongan serta galakan beramal ibadat, hadis-hadis nasihat dan lain-lain. Semuanya haram termasuk dalam sebesar-besar dosa dan sejelek-jelek perkara dengan ijmak ulamak Islam… seterusnya dia berkata: Ulama-ulama telah pun sepakat tentang haram berdusta atas nama orang-orang biasa. Bagaimana pula dengan orang yang kata-katanya adalah syariat, kalamnya adalah wahyu dan berdusta atasnya adalah pendustaan atas Allah juga.

Firman Allah bermaksud: Tidaklah dia mengucapkan mengikut kemahuan hawa nafsunya. Apa yang diucapkan tidak lain melainkan wahyu yang diwahyukan. (An-Najm: 3-4).

Di dalam hadis tersebut nampaknya ada galakan supaya umat Islam rajin untuk melakukan amalan terawih dalam bulan Ramadhan seperti mana kita sering dapati hadis ancaman terhadap orang yang meninggalkan sembahyang yang mana sebenarnya hadis itu pun telah di reka atas nama nabi Muhammad S.A.W. seperti contoh satu hadis yang sebahagian darinya berbunyi: Jika seseorang itu meninggalkan sembahyang zohor dosanya adalah seperti dia berzina dengan ibunya sendiri.Jika dia meninggalkan sembahyang sembahyang asar dosanya adalah seperti meruntuhkan kaa'bah..

Adakah tidak cukup dengan janji ganjaran dari Allah bagi orang yang menghidupkan malam Ramadhan yang terdapat dalam kitab hadis shahih contohnya hadis yang bermaksud: Sesiapa yang menghidupkan malam ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan ganjaran dari Allah diampunkan dosa-dosanya yang lalu. (Al-Bukhari)

Dan adakah tidak cukup dengan ancaman terhadap orang yang meninggalkan sembahyang yang terdapat dalam al-Quran antaranya firman Allah yang bermaksud: Apakah yang menyebabkan kamu dimasukkan kedalam neraka saqar? Mereka menjawab: Kami dahulu termasuk orang yang tidak mengerjakan sembahyang. (Al-Muddatsir)

Sebenarnya bagi mereka yang suka menghidupkan malam Ramadhan tidak mesti dengan adanya hadis rekaan yang seperti ini mereka akan bersungguh-sungguh dalam menghidupkan amalan tarawih ini. Dan orang yang malas bersembahyang bawalah hadis yang bagaimana teruk sekalipun siksaannya namun mereka tetap tidak mahu mengerjakannya.

Diantara ciri-ciri hadis maudhu` (rekaan) dari segi zahirnya selain dari meneliti sanad perawinya ialah

1. Kelebihan yang disebutkan menyamai atau mengatasi kelebihan yang terdapat pada para sahabat nabi kita Muhammad S.A.W. atau orang yang berjuang bersama dengan nabi-nabi yang lain apatah lagi untuk menyamai atau mengatasi kedudukan nabi-nabi kerana umat yang datang kemudian walaupun setinggi-tinggi wali sekalipun tidak akan dapat mengatasi atau menyamai kedudukan sekecil-kecil sahabat apatah lagi untuk menyamai kedudukan seorang nabi.

2. Kelebihan yang terdapat didalamnya tidak sepadan dengan amalan yang dilakukan dimana ia menyalahi apa yang terdapat dalam syariat sebagaimana tersebut dalam Al-Qur'an dan hadis-hadis shohih.

3. Kandungannya serta ertinya rapuh, tidak menyerupai kalam Nabi Muhammad s.a.w. dan lafaznya tidak sesuai keluar dari mulut Nabi sepertimana yang terdapat dalam hadis-hadis shohih.

4. Didalam setengah risalah yang terdapat hadis ini, ianya dimulai dengan "Ya Ali" sedangkan ulama-ulama hadis telah mengatakan bahawa hadis-hadis yang dimulai dengan kata-kata ini hanya dua atau tiga sahaja yang shohih.Yang lainnya adalah palsu.
Oleh itu umat Islam sekalian terutamanya pihak-pihak berkenaan seperti institusi-institusi agama diperingkat negeri dan pusat sepatutnya prihatin terhadap perkara seperti ini demi menjaga kesucian hadis Rasul yang menjadi pegangan kedua Ahlus Sunnah Wal Jamaah.Umat Islam janganlah mudah tertipu dengan diayah-diayah palsu yang dikaitkan dengan Rasulullah sedangkan ianya tidak ada hubungan langsung dengan Rasulullah s.a.w. Janganlah sampai masyarakat kita melakukan sesuatu amalan dengan harapan akan mendapat pahala sedangkan sebaliknya dosa besar pula yang diperolehi dengan menyebarkan dan seterusnya beramal dengan hadis-hadis palsu seperti ini.

SELAMAT BERPUASA DAN BERIBADAT MENGIKUT SUNNAH RASULULLAH S.A.W.

Rujukan:
http://mufti.islam.gov.my/terengganu/?subid=10&parent=06
http://soaljawab.wordpress.com/2008/09/02/kepalsuan-hadith-fadhilat-terawikh-bagi-setiap-malam/

Wednesday, August 19, 2009

Ibadat puasa

Puasa (bahasa Arab: صوم) secara bahasanya boleh diertikan sebagai menahan diri. Daripada segi istilah syara' bermaksud menahan diri daripada makanan atau minuman untuk suatu jangkamasa yang tertentu.

Puasa ertinya menahan diri daripada makan dan minum dan dari segala perbuatan yang boleh membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hinggalah terbenam matahari. Umat Islam juga dikehendaki menahan diri daripada menipu, berkata-kata yang buruk atau sia-sia, dan daripada bertengkar atau bergaduh. Ini kerana puasa merupakan medan latihan kesabaran, kejujuran dan bertolak ansur sesama sendiri. Maka secara tidak langsung, puasa juga menolong menanam sikap yang baik dan berbudi. Dan kesemuanya itu diharapkan berlanjutan ke bulan-bulan berikutnya, dan tidak hanya pada bulan puasa.

Isi kandungan

1 Dalil
2 Niat puasa Ramadhan
2.1 Lafaz niat
2.2 Waktu berniat

3 Hukum puasa
3.1 Puasa Wajib
3.2 Puasa Sunat
3.3 Puasa Haram

4 Syarat wajib puasa
5 Syarat sah puasa
6 Rukun puasa
7 Sunat puasa
8 Perkara yang membatalkan puasa
9 Mereka yang diizinkan berbuka
10 Doa buka puasa
11 Tingkatan Puasa
12 Kerugian meninggalkan puasa Ramadhan
13 Pautan Luar

Dalil

Firman Allah S.W.T:

“ “ Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan ke atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan ke atas umat-umat yang sebelum kamu, semoga kamu menjadi orang-orang yang bertaqwa. “ - (Surah Al-Baqarah: 183) ”
Hadis Rasulullah s.a.w: Ditegaskan oleh Rasulullah s.a.w melalui sabdanya yang diriwayatkan oleh Ahmad, An- Nasa'i dan Al Baihaqi dari Abu Hurairah, yang bermaksud:

“ " Sesungguhnya telah datang kepada kamu bulan Ramadhan bulan yang penuh berkat. Allah telah fardhukan ke atas kamu berpuasa padanya. Sepanjang bulan Ramadhan itu dibuka segala pintu Syurga dan ditutup segala pintu neraka serta dibelenggu segala syaitan......." ”

Niat puasa Ramadhan

Tidak wajib dan tidak juga sunat berniat dalam bahasa Arab, memadai dalam bahasa Melayu atau apa-apa bahasa yang kita fahami. Tetapi baik dan berpahala jika diamalkan dalam bahasa Arab dengan niat kita cinta kepada bahasa Arab sebagai bahasa Nabi Muhammad s.a.w. dan bahasa al-Quran.


Lafaz niat

Lafaz setiap malam. Niat ringkas:

نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانَ لِلَّهِ تَعَالَى

Niatnya: Sahaja aku puasa Ramadhan kerana Allah Taala.

Lafaz lengkap:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ أَنْ أَدَاءِ فَرْضِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلَّهِ تَعَالَى

Niatnya: Sahaja aku puasa esok hari pada bulan Ramadhan tahun ini kerana Allah Taala.

Sebenarnya bangun untuk bersahur itu sudah dikira berniat untuk berpuasa.
Lafaz niat puasa Ramadhan sepenuhnya untuk sebulan:

Lafaznya:

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ كِلِّهِ لِلَّهِ تَعَالَى

Niatnya: Sahaja aku puasa untuk sebulan pada bulan Ramadhan tahun ini kerana Allah Taala.

Digalakkan berniat puasa untuk sebulan dengan sekali niat pada malam pertama Ramadhan bagi mengelakkan daripada tidak sah puasa kerana terlupa berniat pada malamnya, kita mengikut Imam Malik yang membolehkan berniat untuk sebulan sekali gus.
Namun begitu, jika puasa Ramadhan kita terputus oleh sesuatu sebab, seperti haidh, sakit atau lain-lain, maka niat puasa sebulan itu tidak lagi memadai untuk hari-hari puasa yang seterusnya, tetapi, hendaklah diperbaharui niat apabila tidak ada lagi perkara yang menghalang daripada puasa berturut-turut tersebut. Maksudnya, dengan memperbaharui niat sekali lagi bagi semua hari-hari puasa Ramadhan yang berbaki, iaitu niatnya:
“Sahaja aku berpuasa esok dan sehingga akhir Ramadhan ini kerana Allah Ta’ala”.

Waktu berniat

Waktu berniat bermula daripada terbenam matahari, yakni masuk waktu sembahyang fardhu Maghrib hinggalah sebelum terbit fajar shadiq (waktu Subuh). Oleh itu, bolehlah dilakukan niat puasa pada mana-mana bahagian daripada waktu tersebut, walaupun semasa berbuka.


Hukum puasa


Puasa Wajib

Puasa di bulan Ramadhan merupakan salah satu daripada Rukun Islam. Syariat puasa Ramadhan difardhukan kepada umat Muhammad s.a.w. pada tahun ke-2 Hijrah. Makanya, wajiblah ia dilakukan oleh semua orang Islam.
Puasa Kifarah.
Puasa Nazar.

Puasa Sunat

Hari-hari berikut disunatkan berpuasa bagi umat Islam:

Puasa enam hari pada bulan Syawal
Puasa pada Hari Arafah pada 9 Zulhijjah
Puasa pada Hari Asyura pada 10 Muharam
Puasa pada Hari Isnin dan Khamis

Puasa Haram

Puasa pada Hari Syak pada hari 30 Syaaban
Puasa pada Hari Raya Aidil Fitri pada 1 Syawal
Puasa pada Hari Raya Aidil Adha pada 10 Zulhijjah
Puasa pada Hari Tasyrik pada 11, 12, 13 Zulhijjah
Puasa perempuan haid & Nifas
Puasa sunat seorang perempuan tanpa izin suaminya
Puasa bagi orang yang bimbang berlakunya mudharat ke atas dirinya kerana berpuasa
Puasa untuk orang lain dan yang ghaib serta tidak diniatkan kepada Allah SWT

Syarat wajib puasa

Orang-orang Islam yang memenuhi syarat-syarat di bawah ini diwajibkan berpuasa pada bulan Ramadhan:

Berakal/waras
Baligh (cukup umur)
Mampu/tidak uzur.

Syarat sah puasa

Manakala syarat puasa itu diterima di dalam Islam (sah) ialah:

Orang Islam
Berakal - tidak sah jika gila atau kanak2 belum mumayyiz
Suci daripada haid dan nifas
Dalam waktu yang dibolehkan berpuasa, iaitu bukan dalam tempoh haram puasa.

Rukun puasa

Rukun puasa ada dua, iaitu:

1. Berniat pada malam harinya
2. Menahan diri dari perkara-perkara yang membatalkan puasa mulai terbit fajar hingga terbenam matahari.

Sunat puasa

Perkara-perkara berikut disunatkan ketika berpuasa:

1. Makan sahur serta melambatkannya
2. Menyegerakan berbuka dan sunat berbuka dengan buah kurma atau benda-benda yang manis atau air
3. Menjamu orang-orang berbuka puasa
4. Memperbanyakkan ibadah dan berbuat kebaikan.

Perkara yang membatalkan puasa

Manakala perkara-perkara berikut akan membatalkan puasa jika terjadi:

Makan dan minum dengan sengaja walaupun pada nilaian dan kadaran yang sedikit pun,seperti memakan saki baki makanan kecil yang terlekat pada celah gigi dan lain-lain lagi.
Muntah dengan sengaja
Bersetubuh atau keluar air mani dengan sengaja
Keluar darah haid atau nifas
Gila (hilang akal)
Pitam(termasuk pengsan) atau mabuk sepanjang hari.
Merokok disiang hari.(Termasuk menghisap ganja atau dadah)
Murtad (keluar dari Islam)
Memasukkan sesuatu ke dalam rongga terbuka seperti menyembur pewangi atau menyegar mulut dan sebagainya.Larangan ini tidak termasuk memasukkan air atau udara kedalam rongga terbuka kerana ingin berwuduk atau melegakan kesakitan dan ketidakselesaan pada rongga(dengan syarat air tersebut tidak diminum atau ditelan dengan sengaja).

Mereka yang diizinkan berbuka

Terdapat kelonggaran (harus) kepada golongan yang berikut untuk berbuka:

Orang yang sakit .
Orang yang berkerja buruh.
Orang yang dalam musafir (perjalanan).
Orang tua yang sudah lemah.
Orang yang hamil dan ibu yang menyusukan anak.

Doa buka puasa

اللهم لك صمت وبك امنت وعلى رزقك أفطرت

Ya Allah, Aku telah berpuasa untuk Kau dan pada Kaulah aku mempercayai dan aku membuka puasa dengan apa yang Kau berikan


Tingkatan Puasa

Imam Abu Hamid al-Ghazali dalam bukunya Ihya al-'Ulumuddin telah membahagikan puasa itu kepada 3 tingkatan:

Puasanya orang awam (shaum al-'umum): menahan diri dari perkara-perkara yang membatalkan puasa seperti makan dan minum.
Puasanya orang khusus (shaum al-khusus): turut berpuasa dari panca indera dan seluruh badan dari segala bentuk dosa.
Puasanya orang istimewa, super khusus (shaum al-khawasi al-khawas): turut berpuasa 'hati nurani', iaitu tidak memikirkan sangat soal keduniaan
Pembahagian di atas memberikan umat Islam ruang untuk berfikir dan menelaah tingkat manakah mereka berada.


Kerugian meninggalkan puasa Ramadhan

Pahala puasa Ramadhan amat besar. Orang yang meninggalkan puasa dengan sengaja, bukan saja telah melakukan satu dosa besar, bahkan dia mengalami satu kerugian yang amat besar, satu hari puasa yang ditinggalkan tersebut tidak boleh ditebus dengan apa jua cara, tidak boleh ditukar ganti, sekalipun orang yang meninggalkannya berpuasa seumur hidupnya. Ini jelas sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam: Maksudnya: “Sesiapa berbuka satu hari pada bulan Ramadhan tanpa ada rukhshah (uzur syarak) dan tidak juga kerana sakit, dia tidak akan dapat menggantikan puasa yang ditinggalkannya itu, sekalipun dia berpuasa seumur hidup.” (Hadis riwayat Tirmidzi, Abu Daud, Nasa’i, Ibnu Majah dan Ibnu Khuzaimah).

Rujukan:
http://ms.wikipedia.org/wiki/Ibadat_puasa

Wednesday, August 12, 2009

Majlis Tilawah Al-Quran Peringkat Kebangsaan Kali Ke 51 Tahun 1430H/2009M

Tarikh: 5 - 12 Ogos 2009
Lokasi: Dewan Merdeka, Pusat Dagangan Dunia Putra (PWTC), Kuala Lumpur

Dengan tema ' Wahdah Pemangkin Khaira Ummah ', JAKIM dengan kerjasama RTM menyiarkan secara langsung Majlis Tilawah Al-Qur'an Peringkat Antarabangsa kali ke-51 2009M / 1430H melalui saluran TV 1 mulai jam 8.45 malam.

Menemani anda di Mini Studio, Pengulas kegemaran ramai Ustaz Iszam Padil dan Hafiz Hamidun.

Muslimin dan Muslimat adalah dijemput hadir memeriahkan lagi siaran langsung dan majlis tilawah ini ke Dewan Merdeka, PWTC

Panel :
Penerbit :Syazwan Naimnor Norazmi & Norhafizah Zainuddin
Masa Terbitan :20.45 hingga 23.30

http://www.islam.gov.my/portal/lihat.php?jakim=4150

Thursday, August 6, 2009

Kelas Sijil Tahfiz Al Quran di Madrasah Tahfiz Al Quran Ayer Molek

Madrasah Tahfiz Al Quran Ayer Molek
10-i, Blok D, Rumah Awam Ayer Molek, 75460 Melaka.

Tenaga Pengajar:

Mudir & Guru Tahfiz

Ustaz Amin Al Rasid bin Omar

* Guru Tahfiz
Ustaz Muhammad Hanif bin Yahya

Syarat Kemasukan Kelas Sijil Tahfiz Al Quran

* Berumur 10 - 14 tahun (lelaki sahaja)
* Boleh membaca /menulis jawi
* Boleh membaca /menulis rumi
* Boleh membaca Al-Quran dengan lancar
(yang tidak boleh dipertimbangkan)
* Berminat dalam menghafaz Al-Quran
* Lulus temuduga oleh Pihak Madrasah
* Boleh mengurus diri sendiri


Sumbangan
Kebanyakkan pelajar-pelajar di sini terdiri daripada golongan anak-anak yatim dan fakir miskin. Pihak madrasah tidak mengenakan yuran bulanan, yuran pendaftaran atau apa-apa yuran daripada pelajar-pelajar. Jika keluarga pelajar-pelajar ini hendak memberi sumbangan kepada madrasah, kami menerimanya. Oleh sebab itu, sumbangan daripada pihak anda, kami mengalu-alukan.

Segala sumbangan boleh di salurkan terus ke madrasah @ ke akaun ustaz
Kalau ada pertanyaan boleh berhubung melalui telefon.

Name : AMIN AL-RASID BIN OMAR
Account Number :1540 1744 2027
Bank : Maybank
Phone Number : 013 294 2040
Email : M.T.AQ.A.M@gmail.com

Terima Kasih di atas sumbangan yang di berikan.
Semoga Allah S.W.T jua membalas kebaikan anda.

Rujukan:
http://madrasahtahfiz-alquran.blogspot.com/search/label/SUMBANGAN

Kelas Pengajian Al Quran Sekitar Melaka

Assalammualaikum..

Sesiapa yang berminat untuk
BELAJAR AL QURAN AREA MELAKA

Kelas boleh dibuat di rumah anda atau di surau berdekatan.
Untuk Wanita hendaklah ditemani Muhrim.
Kelas Fardhu Ain ats permintaan Ibu bapa.
Waktu sesi pengajian boleh dibincang kedua belah pihak. Yuran dan apa2 pertanyaan boleh menghubungi terus Ustaz sendiri.

Ustaz Amin Al Rasid 013 294 2040
http://madrasahtahfiz-alquran.blogspot.com/
http://www.wanitamelayu.com/forum/showthread.php?t=23053

Monday, August 3, 2009

Tiada alasan untuk meninggalkan solat






Lebih banyak gambar disini:
http://halaqah.net/v10/index.php?topic=6130.0

Kewajipan Sembahyang (solat)

Hadith :
Dari Anas r.a katanya:”Nabi Muhammad SAW telah bersabda :...(selain dari apa yang telah aku saksikan semasa aku dibawa israk dan mikraj pada malam itu), maka Allah fardhukan (atasku) dan atas umatku lima puluh sembahyang...lalu aku memohon kepada-Nya (supaya dikurangkan lagi bilangan sembahyang itu yang telah pun dikurangkan sehingga tinggal lima sahaja); maka Allah SWT berfirman:”Sembahyang fardhu (sehari semalam) itu tetap lima (dari segi bilangannya) dan ia juga tetap lima puluh (dari segi pahalanya); keputusan-Ku itu tidak dapat diubah atau ditukar ganti...”

( Bukhari )

Huraian
1. 27 Rejab mencatatkan lakaran sejarah penting yang berlaku ke atas Rasulullah S.A.W kerana pada tarikh tersebutlah berlakunya peristiwa Israk dan Mikraj ke atas baginda. Ia berlaku pada tahun yang dinamakan “Tahun Dukacita” di mana baginda telah kehilangan dua orang insan yang telah banyak memberi pertolongan dan bantuan sepanjang menjalankan dakwah suci iaitu isteri baginda Siti Khadijah dan bapa saudara baginda Abu Talib.

2. Di dalam peristiwa ini banyak perkara telah berlaku dan yang paling utama adalah mengenai sembahyang yang merupakan salah satu daripada rukun Islam yang lima. Baginda S.A.W telah menerima kewajipan sembahyang lima waktu ketika Mikraj sebagaimana yang digarapkan oleh imam Bukhari di dalam sohihnya.

3. Jika kita perhatikan mengenai kewajipan ini maka fahamlah kita tentang betapa besarnya ganjaran dan peranan sembahyang di mana sembahyang itu jika dikerjakan dengan sempurna mampu mencegah umat Islam daripada melakukan perkara yang dilarang oleh Allah SWT.

4. Peringatan Rasulullah S.A.W mengenai sembahyang ini harus dititikberatkan memandangkan sekarang ini ramai di kalangan umat Islam yang mengabai dan memandang mudah terhadap sembahyang lima waktu apatah lagi menunaikannya secara berjemaah. Pengaruh keduniaan telah menghantui mereka sehingga sanggup meninggalkannya demi mengejar habuan dunia yang tidak seberapa.

Rujukan:
http://ii.islam.gov.my/hadith/hadith1.asp?keyID=555

Kewajipan Solat
Solat adalah ibadah yang dimulakan dengan takbir dan disudahi dengan salam. Satu daripada rukun Islam yang lima. Suatu kewajipan pada setiap individu yang telah mencapai usia baligh.solat yang difardukan ke atas umat Islam adalah lima waktu sehari semalam. Soat telah disyari’atkan pada malam Isra’ setahun sebelum Hijrah. Fiman Allah s.w.t. dalam surah an-Nisa’:

Maksudnya; Kemudian apabila kamu telah selesai mengerjakan sembahyang, maka hendaklah kamu menyebut dan mengingati Allah semasa kamu berdiri atau duduk dan semasa kamu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa tenteram (berada dalam keadaan aman) maka dirikanlah sembahyang itu (dengan sempurna sebagaimana biasa). Sesungguhnya sembahyang itu adalah satu ketetapan yang diwajibkan atas orang-orang yang beriman, yang tertentu waktunya

Terlalu banyak perkara yang perlu diketahui tentang solat. Orang-orang yang menunaikan solat dengan sempurna akan dikurniakan pelbagai kelebihan. Berdasarkan beberapa hadis Rasulullah s.a.w. ;

Hadis Talhah bin Ubaidillah r.a katanya:

Seorang penduduk Najd telah datang menghadap Rasulullah s.a.w dengan keadaan rambutnya yang kusut. Kami mendengar nada suaranya tetapi tidak memahami kata-katanya. Setelah hampir kepada Rasulullah s.a.w dia terus bertanya mengenai Islam. Lalu Rasulullah s.a.w bersabda: Ia adalah sembahyang lima waktu sehari semalam. Lelaki tersebut bertanya lagi: Masih adakah sembahyang lain yang diwajibkan kepada ku? Rasulullah s.a.w menjawab dengan bersabda: Tidak, kecuali jika engkau ingin melakukannya secara sukarela iaitu sembahyang sunat. Seterusnya kamu hendaklah berpuasa pada bulan Ramadan. Lalu lelaki tersebut bertanya lagi: Masih adakah puasa lain yang diwajibkan kepada ku? Baginda menjawab dengan bersabda: Tidak, kecuali jika engkau ingin melakukannya secara sukarela iaitu puasa sunat. Rasulullah s.a.w meneruskan sabdanya: Keluarkanlah zakat. Kemudian lelaki tersebut bertanya: Adakah terdapat zakat lain yang diwajibkan kepadaku? Baginda menjawab dengan bersabda: Tidak, kecuali jika engkau ingin mengeluarkannya secara sukarela iaitu sedekah. Kemudian lelaki itu beredar sambil berkata: Demi Allah, aku tidak akan menambah dan menguranginya. Rasulullah s.a.w bersabda: Dia amat beruntung sekiranya membenarkan iaitu menepati apa yang telah diucapkannya (Nombor Hadis Dalam Sahih Muslim [Dalam Bahasa Arab sahaja]: 12 )


Kelebihan Solat Berjemaah Mengikut Teori Fizik

Seorang professor fizik di Amerika Syarikat telah membuat satu kajian tentang kelebihan solat berjemaah yang disyariatkan dalam Islam. Katanya tubuh badan kita mengandungi dua cas elektrik iatu cas positif dan cas negatif. Dalam aktiviti harian kita sama ada bekerja, beriadah atau berehat, sudah tentu banyak tenaga digunakan.

Dalam proses pembakaran tenaga, banyak berlaku pertukaran cas positif dan cas negatif, yang menyebabkan ketidakseimbangan dalam tubuh kita. Ketidakseimbangan cas dalam badan menyebabkan kita rasa letih dan lesu setelah menjalankan aktiviti seharian. Oleh itu cas-cas ini perlu diseimbangkan semula untuk mengembalikan kesegaran tubuh ke tahap normal.

Berkaitan dengan solat berjemaah, timbul persoalan di minda professor ini mengapa Islam mensyariatkan solat berjemah dan mengapa solat lima waktu yang didirikan orang Islam mempunyai bilangan rakaat yang tidak sama. Hasil kajiannya mendapati bilangan rakaat yang berbeza dalam solat kita bertindak menyeimbangkan cas-cas dalam badan kita. Semasa kita solat berjemaah, kita disuruh meluruskan saf, bahu bertemu bahu dan bersentuhan tapak kaki. Tindakan-tindakan yang dianjurkan semasa solat berjemaah itu mempunyai berbagai kelebihan. Kajian sains mendapati sentuhan yang berlaku antara tubuh kita dengan tubuh ahli jemaah lain yang berada di kiri dan kanan kita akan menstabilkan kembali cas-cas yang diperlukan oleh tubuh. Ia berlaku apabila cas yang berlebihan - sama ada negatif atau positif akan dikeluarkan, manakala yang berkurangan akan ditarik ke dalam kita. Semakin lama pergeseran ini berlaku, semakin seimbang cas dalam tubuh kita.

Menurut beliau lagi, setiap kali kita bangun dari tidur, badan kita akan merasa segar dan sihat setelah berehat berapa jam. Ketika ini tubuh kita mengandungi cas-cas positif dan negatif yang hampir seimbang. Oleh itu, kita hanya memerlukan sedikit lagi proses pertukaran cas agar keseimbangan penuh dapat dicapai. Sebab itu, solat Subuh didirikan 2 rakaat.Seterusnya, setelah sehari kita bekerja kuat dan memerah otak semua cas ini kembali tidak stabil akibat kehilangan cas lebih banyak daripada tubuh. Oleh itu, kita memerlukan lebih banyak pertukaran cas. Solat jemaah yang disyariatkan Islam berperanan untuk memulihkan keseimbangan cas-cas berkenaan. Sebab itu, solat Zohor didirikan 4 rakaat untuk memberi ruang yang lebih kepada proses pertukaran cas dakam tubuh.

Situasi yang sama turut berlaku di sebelah petang. Banyak tenaga dikeluarkan ketika menyambung kembali tugas. Ini menyebabkan sekali lagi kita kehilangan cas yang banyak. Seperti mana solat Zohor, 4 rakaat solat Asar yang dikerjakan akan memberikan ruang kepada proses pertukaran cas dengan lebih lama.

Lazimnya, selepas waktu Asar dan pulang dari kerja kita tidak lagi melakukan aktiviti-aktiviti yang banyak menggunakan tenaga. Masa yang diperuntukkan pula tidak begitu lama. Maka, solat Maghrib hanya dikerjakan sebanyak 3 rakaat adalah lebih sesuai dengan penggunaan tenaga yng kurang berbanding 2 waktu sebelumnya.

Timbul persoalan di fikiran professor itu tentang solat Isyak yang mengandungi 4 rakaat. Logiknya, pada waktu malam kita tidak banyak melakukan aktiviti dan sudah tentu tidak memerlukan proses pertukaran cas yang banyak.

Setelah kajian lanjut, didapati terdapat keistimewaan mengapa Allah mensyariatkan 4 rakat dalam solat Isyak. Kita sedia maklum, umat Islam umat digalakkan untuk tidur awal agar mampu bangun menunaikan tahajjud di sepertiga malam. Ringkasnya, solat Isyak sebanyak 4 rakaat itu akan menstabilkan cas dalam badan serta memberikan tenaga untuk kita bangun malam (qiamullail).

Dalam kajiannya, professor ini mendapati bahawa Islam adalah satu agama yang lengkap dan istimewa. Segala amalan dan suruhan Allah Taala itu mempunyai hikmah yang tersirat untuk kebaikan umat Islam itu sendiri. Belaiu merasakan betapa kerdilnya diri dan betapa hebatnya Pencipta alam ini. Akhirnya, dengan hidayah Allah beliau memeluk agama Islam

Rujukan:
http://ustaz-mohdzawawi.com/index.php?option=com_content&task=view&id=13&Itemid=26

Related Posts with Thumbnails